Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam, Indonesia menjadi pengekspor barang primer (primary goods) seperti mineral sebagai penukar untuk barang-barang sekunder bernilai tambah tinggi, seperti mesin dan bahan bakar olahan. Pola perdagangan ini diperkirakan berlanjut selama beberapa tahun mendatang.
Seperti dikutip Liputan6.com dari riset HSBC Indonesia, Selasa (27/12/2016), produk-produk pertanian, bahan bakar mineral dan bahan baku tetap menjadi andalan dan gabungan ketiganya diperkirakan mengontribusi hampir 60 persen total pertumbuhan ekspor barang selama periode 2021 – 2030.
Kendati sektor benilai tambah tinggi seperti industri kimia, mesin industri dan kayu olahan menunjukkan pertumbuhan yang relatif kuat dalam jangka panjang, daftar lima besar produk ekspor unggulan pada 2030 tetap mencerminkan kekuatan Indonesia di sektor barang primer.
Advertisement
Baca Juga
Posisi Jepang dan Amrika Serikat (AS) yang saat ini menjadi negara tujuan ekspor terbesar, diperkirakan akan digantikan oleh India dan China pada 2030.
"Meski India saat ini hanya menduduki posisi lima dalam daftar negara tujuan ekspor barang Indonesia, tingginya pertumbuhan permintaan terhadap komoditas selama 15 tahun ke depan membuat India membutuhkan dukungan dari produk-produk pertambangan dan primer dari Indonesia,"Â tulis riset tersebut.
Sebagaimana ekspor, profil impor juga relatif tidak berubah. Selama periode 2012-2030, sekitar tiga per empat pertumbuhan impor diperkirakan berasal dari barang-barang kimia, manufacturing dan machinery, dan transportasi.
Mesin industri akan menjadi sektor impor terbesar di 2030 dengan pertumbuhan diperkirakan berkisar 10 persen per tahun. Secara khusus mesin dan peralatan transportasi akan menjadi sangat penting seiring investasi pemerintah untuk mengatasi kesenjangan infrastruktur di Indonesia.
China dan Singapura diperkirakan tetap menjadi importir terbesar bagi Indonesia hingga 2030. Sementara Malaysia diperkirakan menggeser posisi Jepang sebagai importir ketiga dalam daftar, seiring meningkatnya peran negara tersebut sebagai mitra dagang dan meningkatnya kerja sama di antara Masyarakat Ekonomi ASEAN. (Gdn/Ndw)
Â