Kenaikan Harga Komoditas Dorong Ekspor Nasional

Nilai ekspor Indonesia di November tercatat US$ 13,50 miliar, naik dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 12,66 miliar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Des 2016, 14:19 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 14:19 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah optimistis ekspor nasional akan terus mengalami perbaikan. Hal tersebut ditopang oleh kenaikan harga komoditas yang membaik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kenaikan harga komoditas mengerek ekspor nasional. Namun, dia mewaspadai dari sisi volume ekspor.

"Beberapa indikator terakhir menunjukan beberapa harga komoditas positif. Tentu kita akan melihat dari sisi volume, trading mungkin saya harus hati-hati," kata dia dalam acara Indonesia Economic Outlook 2017 di Hotel Mulia Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Tahun depan, lanjut Sri Mulyani, potensi ekspor akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi maju.

"Trennya di 2017 kalau mesin ekonomi maju mulai menyala terutama tadi AS nampaknya kenaikan suku bunga tapi diiring optimisme pertumbuhannya lebih tinggi. Dari tahun ini 1,9 persen mungkin tahun depan di atas 2 persen. Dan dengan hal itu diharapkan perekonomian tergantung AS akan mengalami tren yang lebih positif. Itu mungkin yang menjadi harapan kita," jelas dia.

Kendati ada peluang peningkatan ekspor dia juga mewaspadai adanya aliran modal keluar terutama dampak kenaikan suku bunga AS. "Namun Saya katakan normalisasi kebijakan moneter mungkin mempengaruhi sentimen capital flow negara berkembang," ujar dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia di November 2016 sebesar US$ 840 juta‎. Jumlah ini turun dari realisasi neraca dagang di bulan sebelumnya US$ 1,21 miliar .

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo menyatakan, nilai ekspor Indonesia di bulan kesebelas ini sebesar US$ 13,50 miliar atau lebih besar dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 12,66 miliar.

"Jadi surplus neraca perdagangan Indonesia di November 2016 sebesar US$ 840 juta," ucap Sasmito saat Rilis Neraca Perdagangan November 2016di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Rinciannya, dari kinerja neraca perdagangan migas masih defisit US$ 656,7 juta , sementara non migas surplus US$ ‎1,49 miliar. Jadi ada surplus neraca perdagangan di November ini sebesar US$ 840 juta. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya