Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mencapai USD 4,81 miliar atau setara Rp 77 triliun di 2024. Angka ini meningkat 4,37 persen dari tahun lalu.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo mengatakan angka itu tercatat selama periode Januari-Oktober 2024 ini.
Baca Juga
"Kita dapatkan di tahun 2024 bahwa kinerja ekspor hasil perikanan Indonesia dari Januari hingga Oktober 2024 itu pada saat ini tercatat per bulan Oktober itu adalah USD 4,81 miliar," kata Budi dalam Konferensi Pers Capaian Akhir Tahun KKP, di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Advertisement
Dalam paparannya, nilai itu disumbang dari volume ekspor hasil perikanan sebesar 1,15 juta ton. Angka ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada 2023 lalu, nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 4,61 miliar dengan volume sebesar 986 ribu ton. Pada 2022, nilainya mencapai USD 5,17 miliar dengan volume 987 ribu ton.
Budi menargetkan, nilai ekspor produk perikanan RI bisa tembus di atas USD 5 miliar hingga tutup tahun 2024 ini.
"Kami berharap di akhir tahun sampai bulan Desember itu bisa mencapai lebih dari angka 5 (miliar USD)," kata Budi.
Negara dengan tujuan ekspor paling besar yakni Amerika Serikat dengan nilai USD 1,56 miliar. Diikuti dengan China sebesar USD 990 juta. Lalu negara-negara ASEAN secara kumulatif mencapai USD 650 juta. Jepang dengan USD 490 juta, serta Uni Eropa senilai USD 350 juta.
"Negara tujuan 5 besar adalah Amerika itu dengan USD 1,56 miliar, disusul oleh China USD 0,99 miliar kemudian ASEAN, Jepang dan negara Eropa," tutur dia.
Â
Udang Paling Banyak Diekspor
Lebih lanjut, Budi menerangkan komoditas udang menjadi yang paling banyak diekspor oleh Indonesia. Nilainya mencapai USD 1,36 miliar pada periode Januari-Oktober 2024.
"Kalau ktia lihat disini komoditas masih didominasi oleh udang, kemudian disusul tuna tongkol cakalang. Selanjutnya cumi sotong dan rajungan serta rumput laut," jelasnya.
Nilai ekspor Tuna-Cakalang-Tongkol mencapai USD 860 juta, Cumi-Sotong-Gurita mencapai USD 680 juta, Rajungan-Kepiting senilai USD 430 juta, serta Rumput Laut senilai USD 290 juta.
Advertisement