Neraca Perdagangan Surplus 55 Bulan Beruntun, November 2024 Tercatat USD 4,47 Miliar

Kondisi surplus neraca perdagangan pada November 2024 ditopang pada surplus komoditas non migas utamanya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

oleh Tim Bisnis diperbarui 16 Des 2024, 13:22 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 13:10 WIB
20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan kembali surplus pada November 2024. Dengan begitu neraca perdagangan mencatatkan surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, neraca perdagangan barang Indonesia pada November 2024 kembali surplus sebesar USD 4,47 miliar. Angka ini naik USD 1,94 miliar secara bulanan. Dengan realisasi di November 2024 ini, neraca perdagangan surplus 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

"Surplus neraca perdagangan pada November 2024 ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," kata Amalia dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (16/12/2024).

Amalia menjelaskan kondisi surplus pada November 2024 ditopang pada surplus komoditas non migas utamanya adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.

Pada saat yang sama, neraca persagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,25 miliar yang disumbang oleh hasil minyak maupun minyak mentah.

Selanjutnya neraca perdagangan menurut negara mitra dagang, pada November 2024, RI mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara. Tiga terbesar adalah Amerika Serikat (AS) tercatat surplus USD1,58 miliar, India USD1,24 miliar, dan filipina USD770,3 miliar.

Sementara itu, lanjutnya, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga terbesar adalah Brazil USD0,34 miliar, Australia USD0,332 miliar, dan China USD0,283 miliar.

Reporter: Ayu

Sumber: Merdeka.com

Kemendag Pede Neraca Perdagangan RI Surplus hingga Akhir 2024

FOTO: Neraca Perdagangan Januari 2022 Surplus USD 930 Juta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 kembali mengalami surplus sebesar USD 930 juta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis neraca perdagangan Indonesia akan tetap surplus hingga akhir tahun 2024. Hal itu tercermin dari pencapaian pertumbuhan ekspor yang positif sepanjang tahun 2024.

"Jadi sudah kita optimis ya, optimis bahwa di akhir tahun 2024 target neraca perdagangan surplus tetap tercapai dan juga masih terjadi peningkatan ekspor," kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi dalam Gambir Trade Talk, di Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Fajarini menilai pencapaian pertumbuhan ekspor yang positif di bulan Oktober dan secara kumulatif hingga Oktober 2024 memberikan sinyal bahwa Indonesia masih berada di jalur yang tepat untuk mencapai target surplus neraca perdagangan.

Meskipun di tengah tantangan ekonomi global, Indonesia menunjukkan kinerja ekspor yang cukup positif pada tahun 2024. Berdasarkan data terbaru yang dirilis pada 24 Oktober 2024, ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,3 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Walaupun ada fluktuasi dalam perkembangan ekonomi global, angka ini menunjukkan optimisme yang cukup besar bagi target pertumbuhan ekspor Indonesia di akhir tahun 2024.

"Kemarin sudah rilis kan, Oktober 24 itu ekspor kita itu naik sebesar 1,3 persen ya," ujarnya.

 

Keberhasikan Ekspor di Tengah Tantangan Global

Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga

Kemudian jika dilihat secara kumulatif dari bulan Januari hingga Oktober 2024, ekspor Indonesia tumbuh sebesar 1,33 persen. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil meskipun ada penurunan sedikit dibandingkan dengan periode sebelumnya, di mana ekspor kumulatif Indonesia hanya tumbuh sebesar 0,3 persen.

"Tetapi pertumbuhan ekspor di bulan Januari-Oktober ya secara kumulatif ini sebesar 1 sekian persen ini masih cukup baik dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya di mana ekspor kumulatif kita itu tumbuh sebesar 0,3 persen," ujarnya.

Pertumbuhan yang konsisten ini mencerminkan keberhasilan sektor ekspor dalam menghadapi tantangan global dan menciptakan optimisme bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia tetap terjaga hingga akhir tahun. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya