Liputan6.com, Jombang Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi nomor 4 di dunia. Salah satu daerah produsen kopi di Indonesia hingga mampu menembus pasar internasional yaitu Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Perkembangan kopi asal Wonosalam tak lepas dari keterlibatan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). TMMIN sendiri melalui inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) berfokus pada tiga pilar utama yaitu Lingkungan, Pendidikan, dan Sosial.
Baca Juga
Sejak tahun 2018, TMMIN bekerjasama dengan 10 Universitas di Indonesia, salah satunya ITS dalam membangun laboratorium Toyota Production System (TPS) dan kurikulum TPS.
Advertisement
ITS sebagai salah satu universitas yang dinilai telah mampu memahami, melakukan, dan mencapai pengetahuan TPS di lingkungan pendidikan telah berkolaborasi dengan TMMIN melalui project terbarunya untuk melakukan perbaikan di bidang agroindustri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Koperasi Kopi Wonosalam.
Dalam kolaborasi ini, TMMIN mendampingi ITS untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip TPS ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi kopi dengan mengintegrasikan petani kopi lokal, sehingga dapat menghasilkan produk yang bukan hanya diterima oleh pasar domestik namun juga merambah ke pasar ekspor.
TPS merupakan cara memproduksi suatu barang yang sering disebut sebagai sistem “Lean Manufacturing” atau “Just-in-Time (JIT). TPS dibentuk berdasarkan dua konsep, yaitu “Jidoka” yang diartikan sebagai otomatisasi dengan sentuhan manusia, seperti ketika masalah terjadi maka peralatan akan berhenti untuk mencegah produk defect; serta konsep “Just-in-Time” di mana setiap proses hanya menghasilkan hal-hal yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya.
Berdasarkan kedua konsep tersebut, TPS dapat menghasilkan produk secara cepat dan efisien satu per satu sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
"Ini kalau dijalankan terus akan lebih maju lagi. Kita berharap hilirisasi bukan hanya di tambang, tapi di kopi. Sebab kopi ini bukan hanya untuk minuman tapi di sektor lain seperti kecantikan dan lain-lain," kata Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam di Jombang, Jawa Timur, Jumat (6/12/2024).
Perjalanan Pengembangan UMKM Berbasis TPS
UMKM Koperasi Kopi Wonosalam dibentuk pada 24 Juni 2021 dan menjadi platform utama untuk mengorganisir petani kopi di Kecamatan Wonosalam. Salah satu masalah utama dalam proses produksi Kopi Wonosalam adalah kurangnya penerapan 2S (Safety dan Standard Process) serta postur tubuh para petani yang tidak ergonomis.
Hal ini berdampak pada keselamatan, kerapihan, kebersihan area kerja, dan akurasi dalam sortir biji kopi. Untuk mengatasi masalah ini, langkah pertama yang diambil adalah dengan melakukan pelatihan bagi pekerja terkait penerapan 2S untuk meningkatkan pemahaman tentang keselamatan kerja, standar operasional, serta pentingnya kebersihan dan kerapihan area kerja.
Selain itu, pengembangan alat sortir manual yang lebih efektif dan ergonomis akan membantu pekerja dalam memilah biji kopi dengan lebih akurat dan cepat. Penggunaan rak atau stack juga menjadi solusi dalam masalah penyimpanan.
Dengan adanya rak area produksi menjadi lebih rapih, barang mudah ditemukan, dan ruang produksi menjadi lebih luas. Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja fisik, akan dikembangkan juga mesin otomatisasi dengan biaya rendah (low-cost automation), yang diharapkan dapat mempercepat proses produksi, meningkatkan produktivitas, dan menjaga kualitas kopi yang dihasilkan
Advertisement
Produk UMKM Kopi Wonosalam
Produk UMKM Kopi Wonosalam terdiri dari tiga jenis utama: Robusta (65,8%), Excelsa (21,1%), dan Arabika (13,2%), dengan berbagai bentuk produk seperti green bean, roasted bean, dan ground bean, yang tersedia dalam dua grade: komersil dan premium.
Sejak tahun 2022, Koperasi Kopi Wonosalam telah melakukan ekspor kopi jenis Excelsa ke Malaysia dan Thailand.
Tak hanya dua negara tersebut, kopi Wonosalam juga mencoba peruntungannya di pasar Jepang. "2 tahun belakangan ini diorder ke Jepang dan selalu repeat order," kata Pengawas Kopi Wonosalam Edi Kuncoro.
Untuk mengembangkan potensi ekspor menjadi lebih luas, TMMIN membantu Koperasi Kopi Wonosalam membuka akses ekspor lebih luas melalui GPEI (Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia) dan/ atau Kementerian terkait ekspor.
Hasil dari perbaikan Koperasi Kopi Wonosalam dapat menjadi bahan skripsi maupun jurnal internasional sebagai rujukan materi yang akan diangkat oleh mahasiswa. Implementasi TPS yang diberikan TMMIN diharapkan dapat mengurangi cacat produk, meningkatkan produktivitas, serta memperbaiki kualitas kopi dengan menerapkan otomatisasi, dan perbaikan proses produksi untuk meningkatkan daya saing Kopi Wonosalam di pasar domestik dan internasional, serta memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi petani kopi lokal.