Liputan6.com, Jakarta Direktur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memberi komentar terkait kinerja pasar modal Amerika Serikat (AS) pasca terpilihnya Donald Trump. Menurut dia, ada  hal yang menarik dengan kinerja Bursa AS.
Dia menerangkan, saat pemilihan presiden pada tanggal 8 November 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan. Ketika Trump menang, di beberapa negara bagian seperti Florida, Pennsylvania, Ohio Bursa AS tertekan. Namun, tak berselang lama Bursa AS mengalami kenaikan.
"Tiba-tiba besoknya bahkan Dow Jones high ever (rekor). Naik," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Advertisement
Dia menerangkan, dalam sejarahnya rata-rata orang Republikan merupakan pelaku pasar di AS (wallstreeter). Secara pribadi, dia menganggap, ada pihak yang terlibat dalam kenaikan Bursa AS.
"Kalau kamu tanya Saya. Saya pribadi menganggap bahwa ingat sejarahnya, rata-rata Republikan wallstreeter. Saya menganggap ini pribadi ya, saya percaya ada invisible hands main di AS," ungkap dia
Sementara, dia mengatakan, belakang ini aliran dana investor asing telah kembali ke Indonesia. Dia bilang, dalam 5 hari terakhir tercatat aksi beli sekitar Rp 2 triliun.
Tito mengatakan, pada akhir tahun pasar modal cenderung independen. Artinya, pasar modal tidak terlalu terpengaruh bursa saham negara lain.
"Saya percaya sekarang tutup tahun rata-rata tiap pasar independen, historically nggak ada yang mau saham perusahaannya turun," tandas dia.