Isu Mirip Palu Arit Tak Akan Ganggu Stabilitas Rupiah

BI dan pemerintah diminta terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai logo BI.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Jan 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 12:00 WIB
Uang Logo Palu Arit
(Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Isu logo Bank Indonesia (BI) pada uang rupiah yang mirip palu arit masih terus bergulir. Padahal, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan jika hal itu tidak benar.

Lalu bagaimana dampak isu ini terhadap nilai tukar rupiah?

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Reny Eka Putri menilai, isu
yang berhembus soal logo mirip palu arit pada mata uang Garuda tidak
akan mengganggu stabilitas kurs rupiah.

"Saya rasa itu (isu palu arit) tidak akan mengganggu stabilitas
rupiah," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin
(16/1/2017).

Dia bahkan memproyeksikan, laju rupiah pada perdagangan hari ini akan berkisar Rp 13.290-Rp 13.356 per dolar Amerika Serikat (AS).

Reny menegaskan bahwa logo yang digembar-gemborkan mirip palu arit itu bukanlah seperti yang dituduhkan. Akan tetapi logo tersebut adalah logo BI sehingga masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan. \

"Logo itu huruf BI, bukan palu arit. Dan bukan hal yang harus dibesar-besarkan," dia menegaskan.

Dia menyarankan supaya BI dan pemerintah terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai logo BI tersebut.

"BI dan pemerintah harus tetap meningkatkan edukasi dan sosialisasi ke seluruh golongan dan lapisan masyarakat karena saat ini isu SARA
menjadi sangat sensitif dan dapat disalahgunakan dalam memecah
kesatuan bangsa," jelas Reny.

Senada, Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto
memperkirakan persoalan logo mirip palu arit pada rupiah yang
dilaporkan tokoh FPI itu tidak akan berpengaruh terhadap pergerakan
nilai tukar rupiah. "Tidak akan berpengaruh sama sekali," ujar dia.

Dia meyakini pemerintah dan BI sangat fokus menjaga stabilitas makro ekonomi nasional yang merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi laju rupiah.

"BI dan pemerintah cukup fokus tergadap stabilnya kondisi
makro ekonomi dan siap mengantisipasi dampak dari volatilitas global," tutur Rully.  (Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya