Data Perumahan AS Tumbuh, Rupiah Kembali Tertekan

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.357 per dolar AS hingga 13.395 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Jan 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2017, 13:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini. Pelemahan rupiah ini seirama dengan mata uang lain di kawasan Asia.

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/1/2017), rupiah dibuka di angka 13.393 per dolar AS, melemah jika dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.376 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di kisaran 13.357 per dolar AS hingga 13.395 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,66 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di ngka 13.382 per dolar AS. Patokan tersebut melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.376 per dolar AS.

Dolar AS kembali menguat jelang pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump. Penguatan dolar AS ini seirama dengan kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS dan juga pelemahan euro.

Data perumahan AS yang membaik mendorong kenaikan imbal hasil surat utang AS sehingga ikut juga mendorong penguatan dolar AS.

Dalam waktu yang bersamaan, nilai tukar euro tertekan setelah bank Sentral Eropa memberikan sinyal untuk tidak melanjutkan pembelian aset keuangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, dolar AS menguat tajam pada perdagangan kemarin, sejalan dengan arah kurs di Asia.

BI yang mempertahankan BI RR rate sore kemarin tidak terlalu mengambil perhatian. "Rupiah berpeluang tetap lemah menjelang pidato Trump di tengah kembalinya penguatan dollar index," jelas dia. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya