5 Investor Lolos Seleksi Administrasi Proyek Kilang Mini Seram

Pembangunan kilang mini merupakan cara pemerintah untuk menyerap produksi minyak dari sumur yang terletak di wilayah terpencil.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Feb 2017, 19:09 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2017, 19:09 WIB
Pembangunan kilang mini minyak blok Cepu di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur. Kilang ini mampu mengolah minyak mentah blok Cepu, 6.000 barel per hari.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar seleksi investor pembangunan fasilitas pengolahan minyak dalam kapasitas kecil (kilang mini) di wilayah Seram‎ Provinsi Maluku.

Pembangunan kilang mini merupakan cara pemerintah untuk menyerap produksi minyak dari sumur yang terletak di wilayah terpencil dan memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah sekitarnya.

Direktur Pembinaan Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas) Direktorat Jenderal Migas, Kementerian ESDM Setyo Rini ‎Tri Utami mengatakan, dari tujuh calon investor yang mengikuti tender pembangunan kilang mini di Seram, sebanyak lima investor lolos seleksi admisitrasi.

"Seleksi sudah dimulai, seleksi administrasi dari tujuh menjadi lima. Mereka ambil dokumennya," kata dia di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Rini mengungkapkan, se‎telah memenangkan seleksi administrasi,  lima calon investor tersebut mengikuti selesai studi kelayakan. Seleksi ketat dilakukan untuk mencari calon investor yang serius dan mampu membangun kilang mini.

"Kemudian satu setengah bulan menyusun studi kelayakan kita lihat‎. Semuanya seleksi badan usaha yang paling serius dan ada kemampuan," tutur Rini.

Seleksi tersebut untuk pembangunan kilang mini di wilayah Seram, dengan kapasitas sebesar 3 ribu barel. Hasil produksi dari kilang mini tersebut berupa BBM jenis solar, yang akan disalurkan ke wilayah sekitar kilang.

Rencananya tahun ini, Kementerian ESDM akan mengadakan tiga lelang pembangunan kilang mini. "Yang punya lisensi pengolahan punya lisensi niaga,‎ mengsilkan solar. Karena kompleksitas rendah," tutup Rini.(Pew/Nrm)


Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya