Investor Senang Pilkada Serentak Berjalan Kondusif

Proses pemilihan umum kepala daerah alias Pilkada Serentak 2017 telah berakhir dan berjalan kondusif.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Feb 2017, 17:15 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2017, 17:15 WIB
Pilkada-DKI-2017
Kotak berisi surat suara yang rusak di Kantor KPUD DKI Jakarta, Selasa (14/2). KPUD DKI Jakarta memusnahkan 46.628 surat suara, dengan rincian 22.444 surat suara yang cacat atau rusak serta 24.184 surat suara baik sisa. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Proses pemilihan umum kepala daerah alias Pilkada Serentak 2017 telah berakhir dan berjalan kondusif. Hal ini yang dinilai para pengamat ekonomi menjadi nilai tambah Indonesia di mata investor.

Pengamat Ekonomi dari Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita memandang, nilai tambah tersebut diwujudkan dengan sikap para investor yang tidak akan mengambil sikap wait and see. Meskipun menurutnya, DKI Jakarta masih harus melalui putaran ke-2 demi menentukan‎ siapa Gubernur yang akan memmimpin nantinya.

"Dengan kata lain, sebagian besar pengusaha dan investor melihat stabilitas politik dan keamanan, khususnya di Jakarta tetap kondusif meski pilkada berlangsung dua putaran," kata Ronny dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Kamis (17/2/2017).

‎Untuk itu dirinya mengimbau kepada para pengusaha untuk segera merealisasikan investasinya, apalagi pemerintah saat ini tengah mendorong sektor swasta untuk terlibat dalam beberapa proyek nasional.

Dia memaparkan, ‎jika dilihat secara mendalam, memang menurutnya tidak ada alasan bagi pengusaha untuk ragu mengambil langkah bisnis sembari menunggu hasil pilkada putaran kedua. Karena bila dilihat pengalaman sebelumnya, bila politik memanas, nyatanya perekonomian masih bisa berjalan.

Buktinya, sektor perdagangan dan jasa yang menjadi andalan ekonomi di Jakarta tetap bisa tumbuh di tengah hiruk pikuk pilkada. Selain itu, Jakarta memiliki potensi kelas menengah yang besar sehingga daya beli masyarakat masih bagus. "Dan itu akan menjadi pelumas ekonomi yang sangat signifikan," tambah pria yang juga sebagai Staf Ahli Ekonomi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ini‎.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya