Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan reformasi fiskal Indonesia dapat mendorong lembaga pemeringkat internasional S&P menaikkan peringkat utang Indonesia pada 2017.
Sejumlah ekonom, fund manager mengharapkan sentimen tersebut mendorong aliran dana investor asing masuk ke Asia Tenggara termasuk ke Indonesia. Lembaga pemeringkat S&P satu-satunya mengklasifikasikan utang Indonesia di bawah investment grade atau layak investasi. Sedangkan Fitch dan Moody telah menempatkan Indonesia di investment grade, dan baru-baru ini merevisi prospek positif dari stabil.
Dalam wawancara dengan CNBC pada September lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengisyaratkan ada kemungkinan kenaikan peringkat tapi tidak dapat menentukan kapan lembaga itu mengambil tindakan untuk menaikkan peringkat.
Advertisement
Pada tahun lalu, S&P belum menaikkan peringkat Indonesia lantaran kenaikan non performing loan (NPL) atau rasio kredit macet. Kyran Curry, Analis S&P menetapkan peringkat Indonesia di posisi BB+ pada Juni dengan prospek positif. Saat dikonfirmasi CNBC, juru bicara S&P belum berencana segera mengubah peringkat.
Baca Juga
"S&P akan serius memikirkan untuk peringkat mereka (Indonesia). Ada pijakan yang kuat dan fundamental ekonomi. Ada tingkat yang wajar untuk struktur ekonomi sekarang dibandingkan 15 tahun lalu," ujar Smriti Shekhar, Portfolio Manager NN Investment Partners seperti dikutip dari laman CNBC, Jumat (17/3/2017).
Pasar telah mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia dengan menerapkan program pengampunan pajak atau tax amnesty dan realisasi janji belanja infrastruktur di bawah pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Sentimen itu membantu Indonesia di tengah harga komoditas melemah dan dolar Amerika Serikat (AS) serta imbal hasil surat berharga AS yang melonjak sejak pemilihan umum AS.
"Kami berharap S&P dapat mengupgrade peringkat Indonesia menjadi investment grade dalam waktu dekat," ujar Head of Asian Credit BlackRock, Neeraj Sthn.
"Indonesia memiliki jejak rekam yang kuat dari disiplin fiskal dan pemerintah telah menunjukkan komitmen kuat terhadap reformasi melalui rasionalisasi subsidi BBM dan paket kebijakan ekonomi sejak September 2015," tambah dia.
Para manajer investasi dan ekonom percaya peringkat utang Indonesia dapat dinaikkan. Dengan kenaikan peringkat itu akan berdampak terhadap aliran dana yang masuk dan valuasi aset investasi.
"Aliran dana diharapkan masuk bila S&P menaikkan peringkat. Langkah ini diantisipasi dan sebagian besar terhadap valuasi aset," ujar Luke Spajic, Head of Emerging Asia Portfolio Management Pimco.
Ekonom OCBC Wellian Wiranto menuturkan, peringkat layak investasi seharusnya membuka permintaan bagi investor baru. "Investor Jepang dapat menjadi pembuka untuk penawaran investasi yang baru," ujar dia.
Vishnu Varathan, Ekonom Seior Mizuho Bank menuturkan, aliran dana akan masuk bila peringkat Indonesia dinaikkan. Meski demikian, ada juga analis berpendapat S&P belum akan menaikkan peringkat Indonesia. Rohit Garg, Analis Bank of America Merrill Lynch menuturkan, S&P belum akan menaikkan peringkat Indonesia pada 2017 lantaran kredit macet yang naik.
Berdasarkan data Bank Indonesia, rasio NPL Indonesia mencapai 3,1 persen pada Januari 2017. Angka ini naik dari 2,93 persen pada Desember 2016 dan 2,49 persen pada Desember 2015. "Meski BI telah menyebutkan NPL telah mencapai puncaknya, S&P mungkin tidak akan upgrade Indonesia tahun ini," ujar Garg dalam laporannya pada 6 Maret.