Pertamina Tambah 3 Pejabat Lagi di Perusahaan Migas Maurel & Prom

Pertamina menunjuk Aussie Gautama sebagai Chairman perusahaan minyak dan gas (migas) yang tercatat di bursa Paris Maurel & Prom (M&P).

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Apr 2017, 14:24 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2017, 14:24 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) kembali menempatkan tiga orang eksekutifnya, dengan komposisi satu orang menduduki posisi Chairman dan dua orang anggota direksi M&P seirinng tuntasnya akusisi saham Maurel & Prom (M&P) oleh perusahaan.

Pertamina menunjuk Aussie Gautama sebagai Chairman perusahaan minyak dan gas (migas) yang tercatat di bursa Paris itu.

Dari keterangan resmi Pertamina di Jakarta, Minggu (16/4/2017), ketiga jajaran top manajamen itu adalah Aussie B Gautama, sebagai  Chairman of the Board. Dua lainya, yakni Huddie Dewanto dan Maria R Nellia sebagai Members of the Board Maurel & Prom.

“Ketiga eksekutif ini adalah profesional berpengalaman yang telah disetujui direksi sebagai representasi Pertamina dalam mengembangkan aktivitas internasional Pertamina lebih lanjut melalui sinergi M&P,” kata VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito.

Adapun profil mereka, yakni:

- Aussie Gautama, 61 tahun. Sejak 2015 adalah Senior Principal Advisor E&P di CEO Office Pertamina. Posisi Aussie Gautama di M&P saat ini menggantikan Jean-François Hénin.

Dengan landasan profesional di bidang Geosains, Aussie memiliki pengalaman mendalam di operasi migas global, di antaranya pernah sebagai Geology & Geophysics Manager di Total Libya, Vice President Geosciences & Reservoir pada Total E&P Indonesie, dan terakhir sebagai Deputi Perencanaan SKK Migas, sebelum bergabung dengan Pertamina.

- Huddie Dewanto, 54 tahun, adalah Direktur Keuangan dan Komersial di PT Pertamina Internasional Ekplorasi dan Produksi (PIEP) yang telah berkarier lebih dari 27 tahun di bidang keuangan Pertamina.

Huddie pernah menjadi representative Indonesia di OPEC, Wina, sebelum menjadi Funding Manager di Pertamina pada 2007.

Dia kemudian menjadi Vice President Financing sebelum ditunjuk menjadi Direktur Keuangan PT Pertamina Algeria EP, & kemudian posisi yang sama dengan peran yang lebih tinggi di PIEP. Baik Huddie maupun Aussie pernah mengikuti pendidikan kepemimpinan yang prestisius, INSEAD.

- Maria R. Nellia, profesional migas selama hampir 29 tahun, bergabung dengan PIEP sejak 2015, sekarang sebagai Vice President Commercial & Business Support PIEP.

Lulusan Geophysical Engineering, Colorado School of Mines, AS, ini memulai karier di Mobil Oil Indonesia dan berlanjut ke ExxonMobil sebagai Geophysicist E&D. Maria juga pernah kemudian berkarier di Landmark Halliburton Indonesia Co. (2000), Medco E&P Indonesia (2004) dan Eni Indonesia (2007).

"Penempatan lagi tiga eksekutif M&P tersebut menunjukkan Pertamina sangat serius untuk terus mengembangkan aktivitas EP internasional, termasuk melalui kepemilikan saham di M&P," jelas Adiatma.

Pertamina menguasai saham M&P 72,65 persen. Perusahaan migas tersebut memiliki aset migas di empat benua. Sebelumnya Pertamina telah menempatkan satu orang eksekutif, Denie S. Tampubolon sebagai Member of the Board di M&P.

Dengan kepemilikan saham mayoritas di M&P, Pertamina melalui PIEP, yang semula beroperasi di 3 negara; Algeria, Iraq, Malaysia, kini memiliki akses operasi di 12 negara 4 benua.

Tambahan negara tersebut di antaranya aset produksi di Gabon, Tanzania, Nigeria, serta aset eksplorasi di Namibia, Kanada dan Kolombia, Prancis Itali, serta dan Myanmar.

M&P memiliki karakter perusahaan EP yang dinamis dan mampu mengembangkan portfolio dengan cepat di berbagai negara. Sementara Pertamina adalah NOC yang mampu dengan obyektif jangka panjang. Pertamina berkeinginan untuk melakukan sinergi kedua karakter kuat ini untuk pengembangan menerus keduanya.

Sejak awal 2014 hingga awal 2017 ini produksi Pertamina dari aset internasional telah tumbuh hingga 150 ribu BOEPD net-to-share. Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD di 2025 dari operasi internasional sebagai bagian dari target produksi Pertamina 1,9 juta BOEPD di 2025. Upaya ini dilakukan guna menuju ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya