Liputan6.com, New York - Harga minyak tergelincir usai industri melaporkan pasokan minyak Amerika Serikat (AS) merosot tak sesuai harapan. Sedangkan pasokan bensin naik.
Harga minyak AS turun lebih dari 1 persen di level US$ 52,32 per barel usai American Petroleum Institute (API) merilis data mingguan yang mengindikasikan pasokan minyak turun yang tak sesuai prediksi analis.
Pemerintah AS juga melaporkan hasil produksi shale oil pada Mei akan meningkat signifikan secara bulanan. Pemerintah AS memperkirakan produksi minyak naik menjadi 5,19 juta barel per hari.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan sisi lain negara produsen pengekspor minyak tergabung dalam Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) memangkas produksi untuk menopang harga minyak.
"Saat ini terjadi tarik menarik antara sentimen negatif dan positif. Mencoba untuk tetap bertahan," ujar John Kilduff, Analis Again Capital, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (19/4/2017).
Harga minyak Brent melemah 47 sen ke level US$ 54,89 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI merosot 24 sen ke level US$ 52,41 per barel.
OPEC telah memangkas produksi minyak 1,2 juta barel per hari sejak 1 Januari. Ini pemangkasan produksi dalam 8 tahun. Menteri Energi tergabung dalam OPEC memprediksi pertumbuhan permintaan minyak akan sehat tahun ini, dan pasokan bakal berkurang. Hal itu memerlukan waktu.