Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) menggenjot pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur. Pembangunan ini untuk meningkatkan investasi di wilayah tersebut.
Salah satu infrastruktur prioritas yang didorong ialah Tol Balikpapan-Samarinda dengan total panjang 99,35 km yang menelan biaya investasi sebesar Rp 9,97 triliun. Pembangunan tol dilakukan oleh PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda dan mendapat dukungan dari pemerintah.
Jalan tol ini ditargetkan beroperasi secara keseluruhan pada 2019. Saat ini, progres fisiknya 12,82 persen dan pembebasan lahannya mencapai 85,49 persen.
Advertisement
Baca Juga
Tol Balikpapan-Samarinda terdiri dari 5 seksi, dengan seksi 1 dan 5 pembangunannya dilakukan oleh Kementerian PU-PR dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Sisanya, seksi 2,3, dan 4 menjadi tanggung jawab PT Jasa Marga Balikpapan.
Untuk seksi 1 (Balikpapan KM 13 – Samboja) sepanjang 22,03 km, konstruksinya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 1,5 triliun dan APBN sebesar Rp 271 miliar untuk pembangunan Jembatan Manggar.
Seksi tersebut ditargetkan selesai pada 2017. Saat ini progres fisik telah mencapai 53,8 persen dan pembebasan lahannya mencapai 95,16 persen.
Sedangkan untuk seksi 5 (Bandara Sepinggan – Balikpapan KM 13) sepanjang 11,09 km, anggarannya sebesar Rp 848,55 miliar ditargetkan selesai pada 2018. Saat ini progres fisiknya telah mencapai 3,6 persen dan pembebasan lahan telah mencapai 60,80 persen.
"Saat ini progresnya sudah cukup baik, mudah-mudah bisa berjalan lancar dan bisa beroperasi pada 2018," jelas Menteri PU-PR, Basuki Hadimuljono, Rabu (19/4/2017).
Sedangkan progres seksi lainnya yaitu seksi 2 (Samboja – Muara Jawa), seksi 3 (Muara Jawa – Palaran), dan seksi 4 (Palaran-Samarinda) dengan total panjang 66,23 km ialah rata-rata progres lahannya adalah 81,29 persen dan progres fisik 1,89 persen.
Selain aspek konektivitas, Kementerian PU-PR juga melaksanakan program prioritas di bidang sumber daya air (SDA) untuk mendukung ketahanan pangan yakni melalui pembangunan dua bendungan yakni Marangkayu dan Teritip.
Bendungan Marangkayu di Kutai Kertanegara yang ditargetkan rampung 2017 rencananya memiliki volume tampungan sebesar 12,37 juta m3 dengan luas genangan 455 ha.
Bendungan memiliki manfaat untuk irigasi seluas 4.500 ha, air baku 0,45 m3/detik, berpotensi sebagai pembangkit tenaga listrik sebesar 1,35 MW, dan mereduksi banjir 0,73 m3/detik.
Biaya konstruksinya berasal dari APBN Rp 63,04 miliar yang digunakan untuk pekerjaan spillway dan APBD sebesar Rp 288,57 miliar untuk pekerjaan tubuh bendungan.
Sedangkan Bendungan Teritip yang juga rampung tahun ini menghabiskan dana mencapai Rp 262 miliar. Bendungan Teritip berdaya tampung 2,43 juta m3 dengan luas genangan mencapai 94,80 ha. Bendungan tersebut nantinya memiliki manfaat sebagai air baku sebanyak 260 liter/detik.