Rupiah Menguat Didorong oleh Kenaikan Harga Minyak

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Mei 2017, 13:33 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 13:33 WIB
20160607- Dolar Kembali Melemah-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menghitung Dolar AS menggunakan mesin, Jakarta, Selasa (7/6). Mata uang dollar AS terus melemah terhadap rupiah sejak dibuka tadi pagi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Kenaikan harga minyak dunia mendorong penguatan rupiah.

Mengutip Reuters, Selasa (16/5/2017) rupiah dibuka di angka 13.303 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.304 per dolar AS.

Gerak rupiah terus menguat hingga sempat menyentuh angka 13.294 per dolar AS. Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.294 per dolar AS hingga 13.303 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.298 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan di kawasan Asia juga juga terhadap euro setelah kenaikan harga minyak yang ikut mendorong kenaikan harga komoditas lainnya.

Namun memang pelemahan dolar AS tidak terlalu besar karena pelaku pasar sedang menunggu beberapa data ekonomi yang akan dikeluarkan oleh otoritas AS seperti data manufaktur dan penjualan ritel.

Jika data-data tersebut tumbuh positif maka akan mendorong kenaikan suku bunga Bank Sentral AS yang juga membuat dolar AS menguat.

"Saya kira pelaku pasar lebih banyak wait and see," jelas analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Singapura, Teppei Ino.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Senin bersamaan dengan kurs lain di Asia. "Walaupun surplus neraca perdagangan pada April 2017 menipis akibat koreksi harga komoditas yang Indonesia," jelas dia. 

Pelemahan dolar AS di pasar global serta kembali masuknya aliran dana asing ke Surat Utang Pemerintah memberikan pasokan likuiditas dolar AS yang cukup untuk mendorong apresiasi rupiah. "Ruang penguatan rupiah masih terbuka," tutup dia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya