Menko Darmin Minta Wimboh Pelan-Pelan Turunkan Bunga Kredit Bank

Pertemuan antara Wimboh dan Darmin berlangsung satu jam ini mendiskusikan banyak hal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jun 2017, 14:32 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 14:32 WIB
Ketua DK OJK terpilih Wimboh Santoso datang ke kantor Menko Darmin sekitar pukul 10.15 WIB, Jumat (9/6/2017).
Ketua DK OJK terpilih Wimboh Santoso datang ke kantor Menko Darmin sekitar pukul 10.15 WIB, Jumat (9/6/2017).

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) terpilih periode 2017-2022, Wimboh Santoso, ‎menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, di kantornya, Jakarta, Jumat ini (9/6/2017). Dalam pertemuan tersebut, Darmin meminta kepada Wimboh untuk secara perlahan menurunkan suku bunga kredit bank.

Pertemuan antara Wimboh dan Darmin yang berlangsung satu jam ini mendiskusikan banyak hal. Salah satunya mengenai suku bunga kredit perbankan. "Tadi ngobrol-ngobrol saja, Wimboh dan saya kan dulu pernah sama-sama di Bank Indonesia," kata Darmin usai salat Jumat di kantornya, Jumat ini.

Darmin bercerita pengalamannya saat menjabat Gubernur BI dan Wimboh ‎sebagai Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI periode 2010-2012. Ia menuturkan mereka pernah bersama-sama mengupayakan tingkat bunga bank perlahan turun.

"Waktu di BI sama-sama, kita mengusahakan bagaimana mendorong bunga pelan-pelan turun. Tidak bisa radikal, tapi harus turun," ujar Darmin.

Dulu, ia mengakui, BI mengeluarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk menekan bunga kredit perbankan. Dalam aturan ini, ujar Darmin, BI menyoroti satu persatu bank yang memasang bunga kredit tinggi, termasuk penyebabnya.

"Dipanggil satu-satu (bank) kenapa kamu tinggi, kok orang lain bisa (rendah). Turunin dong. Jadi harus begitu, tidak perlu di-cap (dibatasi), karena memang harus didorong ‎pelan-pelan. Ini yang kita ingatkan supaya diteruskan, dihidupkan lagi," Darmin menyarankan.

Menurut Darmin, dengan inflasi terjaga di level 3 persen sampai 4 persen, seharusnya bunga kredit perbankan bisa terkerek ke bawah, seperti di negara lain.

"Perbankan kita bukan perbankan sebenarnya, karena sektor keuangannya mahal di-demand. Orang lain dengan inflasi 2 persen, tingkat bunga kredit 6 persen, tapi kita dengan inflasi 3 persen-4 persen, bunganya 12 persen-13 persen," tuturnya.

‎Darmin berharap besar pada Wimboh untuk kembali menjalankan tradisi serupa. "Kita ngobrol sampai akhirnya ada itu (diskusi). Bukan permintaan lah, kita ngobrol dan itu penting untuk dihidupkan kembali," tandasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya