Apa Untungnya Indonesia Punya National Payment Gateway?

Bank Indonesia tengah melakukan uji coba penerapan National Payment Gateway dengan sejumlah bank.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Jun 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2017, 08:30 WIB
Kartu Kredit
Tak perlu bingung memilih kartu kredit untuk pertama kalinya. Intip tips berikut ini. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) saat ini tengah melakukan uji coba penerapan sistem pembayaran National Payment Gateway (NPG) dengan beberapa bank. Direncanakan penerapan resmi dimulai pada Juli 2017.

Kepala Pusat Program Transformasi BI, Onny Widjanarko menuturkan banyak keuntungan yang bisa didapatkan bagi para pelaku industri perbankan dengan ada national payment gateway (NPG).

"Jika NPG diterapkan industri jasa keuangan nasional akan meningkat kapabilitas dan perannya dalam memfasilitasi layanan transaksi pembayaran yang lebih efisien," kata Onny kepada Liputan6.com, Minggu (11/6/2017).

Selain itu, Onny menuturkan penerapan NPG akan terjadi peningkatan baik dari sisi jumlah instrumen maupun transaksi elektronik. Dengan begitu terjadi perluasan penerimaan yang signifikan. "Ini kondisi-kondisi yang diharapkan ke depan," ujar dia.

‎Onny menuturkan, sistem pembayaran NPG sangat membantu masyarakat dalam melakukan transaksi non tunai, yaitu pembayaran melalui ATM/debit, kartu kredit dan uang elektronik.

Dengan sistem yang ada saat ini, data pembayaran non tunai (baik kartu debit dan kartu kredit) diproses di luar negeri dan kembali balik ke dalam negeri pada saat penagihan.

Sistem pembayaran tersebut dapat lebih efisien jika Indonesia memiliki badan atau perusahaan yang menjadi perantara. Selama ini ada perusahaan asing yang membantu yaitu Visa dan Mastercard.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 mengungkapkan pihaknya siap segera mengakselerasi National Payment Gateway.

Agus menambahkan, BI akan mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk melakukan pemrosesan transaksi keuangan di domestik, menempatkan data di domestik, menyimpan dana di perbankan nasional, menggunakan central bank money, dan mematuhi kewajiban penggunaan rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ekonom dan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti mengatakan, kebutuhan infrastruktur perbankan yang mampu mengintegrasikan berbagai saluran pembayaran secara elektronik menjadi tuntutan ke depan. Apalagi, pola transaksi elektronik semakin berkembang.

Untuk itu Destry mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berencana untuk menerapkan sistem pembayaran National Payment Gateway (NPG) pada 2017 mendatang. Dengan begitu, industri perbankan akan lebih efisien.

Kebutuhan masyarakat ke depan terhadap sistem pembayaran semakin meningkat pesat. Masyarakat, membutuhkan suatu sistem pembayaran yang lebih efisien, dan menjangkau keseluruhan.

Meski begitu, Destry menggaris bawahi, siapapun yang ditunjuk sebagai gateway, maka diharuskan perbankan lokal. Dia mengatakan, ini akan semakin memberikan keuntungan bagi para regulator terkait.(Yas)

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya