Bank BUMN Siap Terapkan Sinergi Sistem Pembayaran

National Payment Ga akan dikoordinasikan sebuah perusahaan principal yang dibentuk Himbara dengan pemegang saham mayoritas Holding BUMN.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Sep 2016, 10:59 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2016, 10:59 WIB
20160722-ATM Bank BTN- Tax Amnesty-Jakarta- Angga Yuniar
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank BTN, Jakarta, Jumat (22/7). Bank BTN siap menampung dana repatriasi dari kebijakan penghapusan pajak (tax amnesty) yang mulai diberlakukan pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perbankan BUMN siap menyukseskan National Payment Gateway (NPG) yang akan menjadi wadah bagi sistem pembayaran nasional yang didukung bank-bank milik negara (Himbara).

NPG  ini nanti akan dikoordinasikan oleh sebuah perusahaan principal yang dibentuk Himbara dengan pemegang saham mayoritas Holding BUMN bidang keuangan yang saat ini sedang dalam proses.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono mengungkapkan, ini sebuah langkah maju bagi perbankan Indonesia dimana perbankan BUMN menyatukan diri dalam system transaksi secara nasional.

"Dan ini akan baik bagi bank-bank BUMN karena akan tercipta efisiensi biaya yang sangat besar disamping kepentingan masyarakat untuk mendapatkan layanan lebih baik dapat terjawab dengan kerjasama ini," papar Maryono di Gedung Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Maryono menambahkan Himbara sepakat mensinergikan sistem pembayaran untuk meningkatkan efisiensi transaksi perbankan dan kedaulatan sistem pembayaran di Indonesia.

Dalam hal ini Himbara mengajak PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk untuk membentuk sebuah perusahaan Prinsipal yang akan memfasilitasi proses switching transaksi di antara bank-bank BUMN.

"Ini pula sebagai wujud dari sinergi BUMN dan kami bank-bank BUMN bersama Telkom melakukan sinergi dalam pembentukan NPG, tegasnya," tegas dia.

Penandatanganan MOU antara bank-bank BUMN dan Telkom antara lain dilakukan Dirut BTN Maryono, Dirut BRI Asmawi Syam, Dirut Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Dirut BNI Achmad Baiquni dan Dirut Telkom Alex J Sinaga serta disaksikan Menteri BUMN Rini M Soemarno dan Gubernur Bank Indonesia Agus D W Martowardojo.  

Pembentukan ekosistem National Payment Gateway merupakan salah satu inisiatif strategis yang menyokong visi pemerintahan Republik Indonesia untuk terwujudnya Indonesia yang berdaulat mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dan misi mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Menurut Maryono dengan NPG akan terjadi efisiensi yang sangat besar pada bank-bank BUMN. "Diperkirakan bank milik negara secara total akan menghemat sekitar Rp 6,8 triliun per tahun dengan adanya NPG ini," tambah dia.

Sedangkan bagi nasabah  sinergi dalam pembentkan NPG ini akan menjadikan biaya transaksi ATM yang sangat murah. Selain peningkatan efisiensi dengan pembagian infrastruktur sistem pembayaran, NPG diharapkan dapat meningkatkan kontrol atas transaksi dan mengurangi ketergantungan terhadap Prinsipal asing," jelas dia.

Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa jumlah transaksi kartu debit naik 153 persen dari 138 juta transaksi di tahun 2011 menjadi 349 juta transaksi pada 2015. Jumlah ini diperkirakan akan tumbuh 217 persen menjadi 1,1 miliar transaksi pada 2020.

Adapun, jumlah transaksi kartu kredit pada 2015 mencapai 281 juta transaksi, tumbuh 34 persen dibandingkan tahun 2011 dan diperkirakan akan meningkat 45 persen menjadi 407 juta transaksi pada 2020.

NPG akan menciptakan efisiensi di dalam sistem pembayaran nasional. Di samping itu, bank-bank BUMN saat ini sedang bekerjasama untuk mewujudkan sinergi infrastruktur ATM dan EDC. Di tahun 2016, diharapkan 10.000 ATM dan 10.000 EDC bank-bank BUMN sudah beroperasi.

Pada tahap awal, pembentukan entitas perusahaan yang akan menjadi prinsipal dilakukan oleh Telkom melalui penyertaan modal awal yang bersifat sementara hingga terbentuknya Holding BUMN Keuangan. Selanjutnya, holding BUMN Keuangan akan menjadi pemegang saham mayoritas dalam perusahaan Prinsipal.  (Yas/nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya