9 Kebiasaan Keuangan Penting bagi Generasi Milenial

Generasi milenial menjadi kelompok konsumen yang paling banyak menjadi perhatian lembaga keuangan.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 31 Jul 2017, 21:33 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 21:33 WIB
Generasi milenial.
Generasi milenial menjadi kelompok konsumen yang paling banyak menjadi perhatian lembaga keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial pertama disebut dalam riset lembaga keuangan Amerika Serikat awal tahun 2010-an. Yakni Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley pada 2011 dengan mengambil tema American Millennials: Deciphering the Enigma Generation. Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center juga mengeluarkan laporan dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next.

Dari banyak literatur, generasi milenial adalah mereka yang berada di usia mulai 15 tahun hingga 34 tahun. Mereka yang disebut generasi milenial umumnya lahir antara tahun 1980-an hingga 2000-an. Di Indonesia, penduduk usia 15 tahun hingga 34 tahun mencapai sekiar 34 persen atau sekitar 78 juta jiwa, dari total jumlah penduduk Indonesia tahun 2017 sebesar 260 juta jiwa.

Salah satu gaya hidup yang menonjol di kalangan generasi milenial ialah pola konsumsi internet. Konsumsi internet mereka jauh lebih tinggi dibanding dengan kelompok penduduk yang usianya lebih tua. Ini menunjukkan ketergantungan mereka terhadap koneksi internet sangat tinggi.

Di bidang keuangan, generasi milenial menjadi kelompok konsumen yang paling banyak menjadi perhatian lembaga keuangan. Banyak produk keuangan yang mulai menyasar kepada mereka. Sebab itu mereka perlu melek keuangan, terutama mengatur keuangan pribadi dengan baik.

“Meski masih relatif muda, generasi milenial mulai perlu disiplin mengatur keuangan,” ujar Riko Depari, Managing Director Halomoney.co.id, seperti ditulis Senin (31/7/2017).

Kamu termasuk generasi milenial? Kenali kebiasaan keuangan yang perlu kamu miliki agar kamu bisa menata keuangan pribadi dan keluarga, dan tentu saja meraih kesejahteraan:

1. Mencatat Belanja

Mencatat belanja dan pengeluaran lainnya adalah langkah sederhana untuk memulai mengatur keuangan. Dalam sebulan, kamu bisa mengetahui di pos mana pengeluaran terbesar, dan pos mana yang sesuai dengan rencana keuangan. Anda bisa mencatat pengeluaran setiap hari melalui aplikasi personal finance yang kini banyak bertebaran di Android dan IoS. Bisa juga kamu mengumpulkan struk belanja setiap hari dan mencatatnya seminggu sekali dalam buku catatan keuangan.

(Baca juga: 15 Kartu Kredit Ini Bisa Dimiliki dengan Gaji Rp 3 Juta per Bulan)

2. Membawa Makan Siang Sendiri

Ini mungkin terasa sepele, tapi sebenarnya bisa cukup menghemat pengeluaran dalam sebulan jika Anda lakukan setiap hari. Selain menghemat, tentu akan lebih sehat mengkonsumsi makanan yang kamu masak sendiri, bukan?

3. Menetapkan Tujuan Menabung dan Investasi

Di usia 20 dan 30 tahun,Anda seharusnya sudah menetapkan tujuan menabung. Anda sudah memiliki rencana keuangan jangka pendek maupun jangka panjang dengan menabung dan berinvestasi. Mulai mempelajari cara berinvestasi yang aman dan menguntungkan. Dalam jangka pendek, misalnya tiga atau enam bulan, kamu merencanakan membelikan tempat tidur dan meja belajar si kecil. Atau dalam jangka panjang kamu mengumpulkan dana pernikahan.

4. Mulai Mengumpulkan Dana Darurat

Selain menabung, Anda juga perlu mulai mengumpulkan dana darurat dari penghasilan rutin. Tidak perlu dengan nilai besar, yang utama ialah rutin mengalokasikan setiap bulan. Misalnya cukup Rp 200.000 per bulan. Dalam satu tahun sudah terkumpul Rp 1,2 juta. Seperti namanya, dana darurat untuk keperluan darurat yang tidak diantisipasi sebelumnya. Misalnya membantu keluarga yang sakit dan sejenisnya.

5. Memperbarui Kebutuhan Asuransi

Setiap tahun Anda perlu melihat kebutuhan asuransi yang harus kamu miliki. Jika saat ini kamu hanya memiliki asuransi pensiun yang dibayar bersama kantor, mungkin sudah saatnya memiliki asuransi lainnya. Misalnya asuransi perlindungan mendasar ialah asuransi jiwa. Asuransi ini untuk memproteksi ahli waris, yaitu anak dan istri, jika sewaktu-waktu Anda, sebagai pencari nafkah, meninggal dunia atau mengalami kecelakaan. Pada intinya, Anda selalu memperbarui kebutuhan asuransi untuk diri sendiri dan orang terdekat Anda.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

Siapkan Tabungan Pendidikan Anak


6. Menyiapkan Tabungan Pendidikan Anak

Sebagian generasi milenial di usia 20-an tahun umumnya sudah menikah. Sudah sepantasnya mereka mulai menyiapkan tabungan pendidikan untuk anak. Apalagi jika kamu baru saja dianugerahi anak: tidak ada kata terlambat untuk menyiapkan tabungan pendidikan untuk si kecil. Semakin cepat kamu menyiapkan, akan semakin baik. Jika anakmu masih kecil, keuntungannya, kamu tidak perlu mengalokasikan dana pendidikan dengan jumlah yang besar.

(Baca juga: Tips Keuangan Penting buat Kalian Para Generasi Milenial)


7. Mulai Menghasilkan Side Income

Menginjak usia 30 tahun, kamu sudah memastikan bidang yang akan kamu tempuh sebagai karier Anda. Di samping itu, Anda perlu meluangkan sedikit waktu untuk memperkuat jaringan dan reputasi karier. Dari situ Anda dengan sendirinya mendapatkan side income. Misalnya side income sebagai pembicara, pengajar atau penulis. Atau Anda mulai mengerjakan hobi yang bisa mendatangkan side income. Saat di usia 40 atau 50 tahun, boleh jadi, side income ini akan semakin besar sehingga menjadi penghasilan utama kamu. Enak ya?

8. Berhenti Merokok dan Minuman Beralkohol

Menginjak usia 20 atau 30 tahun, kamu perlu memikirkan untuk berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Disamping untuk menjaga kesehatan saat ini, menghentikan dua kebiasaan ini juga untuk kesehatan dalam jangka panjang. Banyak asuransi yang mensyaratkan kamu tidak mengkonsumsi rokok. Jika tidak, premi kesehatan Anda akan mahal. Atau paling buruk, klaim asuransi Anda akan ditolak. Dari sisi finansial, menghentikan dua kebiasaan ini memberikan keuntungan yang besar.

9. Selalu Mengevaluasi Keuangan

Setiap tahun kamu perlu mengevaluasi dan menghitung kondisi keuangan Anda. Berapa banyak aset (tabungan, investasi, mobil, properti, dan aset lainnya) yang kamu miliki? Berapa banyak utang yang kamu miliki? Jika hasilnya aset Anda masih lebih banyak dari utang Anda, itu pertanda keuanganmu positif.

Sebaliknya, jika utangmu lebih banyak, itu tanda kamu harus membuat strategi keuangan khusus dengan cara mengurangi utang atau menambah penghasilan agar keuanganmu kembali positif.

Simak lebih banyak tips pengaturan keuangan dan strategi berhemat lebih banyak di sini. Di Halomoney.co.id, Anda juga bisa mengajukan diri menjadi  nasabah dan menemukan produk Kartu Kredit dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) terbaik sesuai kebutuhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya