Usai Bangun Infrastruktur, Pemerintah Fokus Kembangkan SDM

Selain melalui pembangunan infrastruktur, daya saing juga dibangun melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Jul 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 16:00 WIB
20161024-Jokowi-Rakor-dengan-Perwira-TNI-Polri-Jakarta-FF
Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemerintah telah memiliki agenda dalam membangun daya saing Indonesia. Selain melalui pembangunan infrastruktur, daya saing ini juga dibangun melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

‎"Pemerintah sekarang ini memang baru fokus dan berkonsentrasi pada pembangunan infrastruktur, baik berupa pembangunan pelabuhan, pembangunan jalur kereta api luar Jawa, pembangunan jalan tol, pembangunan pembangkit listrik. Untuk apa? untuk mempersiapkan daya saing kita, competitiveness kita untuk bisa bersaing untuk bisa berkompetisi dengan negara-negara yang lain, karena persaingan global sekarang ini memerlukan itu," ujar dia di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (28/7/2017).

Setelah membangun infrastruktur, lanjut dia, pemerintah akan fokus pada pembangunan SDM. Hal tersebut ditandai dengan program pendidikan vokasi dengan mempertemukan sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan industri.

"Tetapi setelah infrastruktur ini, dalam proses beberapa sudah selesai, beberapa akan selesai, tahapan besar kedua yang harus kita lakukan adalah pembangunan SDM, pembangunan sumber daya manusia. Dan ini sudah kita mulai pada hari ini dengan training-training, kerja sama link and match antara industri dan SMK, saya senang sekali, juga industri dengan pondok pesantren," kata dia.

Menurut Jokowi, generasi muda Indonesia jangan hanya bergantung pada pendidikan formal semata. Agar lebih berdaya saing, maka para generasi muda ini perlu mendapatkan pendidikan keterampilan, khususnya di bidang industri.

‎"Memang proses-proses training seperti ini harus kita lalui. Dan Kita jangan juga hanya ketergantungan kepada lembaga pendidikan yang ada. Tapi juga training cepat seperti itu juga dibutuhkan oleh industri, dibutuhkan oleh perusahaan. Saya berikan contoh misalnya kayak business process outsourcing. Itu di Filipina bisa menghasilkan US$ 27 miliar. Bayangkan gede sekali," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya