Biaya Transaksi ATM Membengkak? Ini Cara Mengakalinya

Kalau sering bertransaksi di mesin ATM, Anda pasti tahu bahwa transaksi di ATM itu dikenakan biaya.

oleh Safir Senduk diperbarui 11 Agu 2017, 18:01 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2017, 18:01 WIB
Safir Senduk - Menyikapi biaya-biaya transaksi di ATM. (Abdillah)
Safir Senduk - Menyikapi biaya-biaya transaksi di ATM. (Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Kalau sering bertransaksi di mesin ATM, Anda pasti tahu bahwa transaksi di ATM itu dikenakan biaya. Kecil sih, kebanyakan transaksi paling biayanya hanya beberapa ribu. Entah Rp 6.500 untuk transfer ke bank lain, Rp 7.500 untuk tarik tunai di ATM bank lain, atau Rp 4.000 untuk cek saldo di ATM lain. Macam-macam.

Namun, kalau Anda sempatkan melihat arus keluar masuk uang Anda dalam sebulan di buku tabungan atau laporan rekening, Anda akan melihat bahwa potongan biaya-biaya itu akan jadi banyak sekali dalam sebulan.

Sebetulnya, akan terlalu panjang kalau kita membahas satu persatu transaksi apa saja yang dikenakan fee di mesin ATM dan transaksi apa saja yang tidak. Belum lagi besarannya, bisa berbeda-beda antara satu bank dengan bank yang lain.

Apa yang perlu Anda perhatikan di sini adalah bahwa yang namanya makan siang tidak ada yang gratis. Begitu juga dengan layanan perbankan.

Memang bahwa bisnis utama bank adalah mengumpulkan dana dalam bentuk funding dan melemparkan dalam bentuk kredit sehingga ada selisih bunga bank yang didapatkan sebagai laba kotor bank.

Akan tetapi, pemasukan bank tidak hanya itu. Itu karena bank juga mendapatkan penghasilan sampingan dari memungut fee atas berbagai transaksi perbankan yang dilakukan nasabah.

Dari mulai transaksi sehari-hari, sampai transaksi funding dan kredit. Pemasukan ini disebut fee based income, yaitu income yang didapat dari fee atas berbagai transaksi perbankan.

Sekarang bayangkan ada berapa transaksi yang dilakukan nasabah setiap bulan yang dipungut fee, tinggal dikalikan saja dengan berapa jumlah nasabah yang dimiliki bank.

Semakin banyak dana yang ditaruh nasabah dalam rekening tabungan misalnya, semakin besar pula kemungkinan si nasabah akan melakukan berbagai transaksi di mesin ATM yang ujung-ujungnya bisa memberikan banyak fee kepada bank.

Sekarang, apa yang harus Anda lakukan terhadap berbagai pungutan biaya tersebut? Ini beberapa tips dari saya.

1. Identifikasi jenis transaksi

Kehidupan Anda setiap bulan pastilah membutuhkan transaksi perbankan yang ujung-ujungnya banyak dilakukan di mesin ATM. Apa yang harus Anda lakukan adalah dengan mengidentifikasi apa saja jenis-jenis transaksi yang biasa Anda lakukan tiap bulanan via mesin ATM.

Contoh nih, ada orang yang tiap bulan melakukan:
• Transfer pribadi ke sekitar 10 rekening (3 rekening bank yang sama dan 7 rekening bank yang berbeda)
• Bayar telepon dan listrik
• Mengambil uang via mesin ATM sekitar 2x seminggu yang tidak selalu dilakukan di mesin ATM penerbit 
• Membayar sekitar 3 nomor kartu pascabayar GSM dan membeli pulsa isi ulang untuk dua nomor kartu prabayar
• Bayar TV kabel
• Bayar kartu kredit.

Total, mungkin ada sekitar 6 hingga 10 jenis transaksi -jenis ya, bukan jumlah transaksi- yang biasa dilakukan tiap bulan di mesin ATM.

 Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Selanjutnya

2. Ketahui besaran biaya tiap jenis transaksi

Sekarang, tiba saatnya Anda mencari tahu berapa besaran biaya untuk tiap jenis transaksi Anda di perbankan. Sebagai contoh, dari transaksi transfer pribadi ke rekening orang lain di bank yang sama, Anda tidak dikenakan biaya. Tapi untuk ke bank yang lain, ada yang dikenakan Biaya Rp 6.500 sekali transfer.

Ini berarti, Anda keluar uang untuk bayar Biaya total Rp 35 ribu tiap bulan hanya untuk transfer ke bank lain. Itu baru transaksi transfer. Belum bayar telepon sebesar sekian dan listrik sekian.

Nah, silakan Anda teruskan sendiri mencari berapa biaya yang harus Anda bayar untuk pos-pos transaksi yang lain. Carinya gampang kok, masuk aja ke website resmi bank Anda.

Di situ Anda akan melihat bahwa ternyata ada beberapa pos transaksi via ATM yang tidak dikenakan biaya, contohnya adalah pos pembayaran Kartu GSM paska bayar dari operator tertentu.

Nah, setelah ketahuan semuanya, dari situ bisa didapat total berapa biaya yang Anda bayar untuk tiap jenis transaksi Anda.

3. Ketahui kapan harus menghindari

Nah, setelah tahu berapa total biaya yang harus dibayar untuk tiap jenis transaksi, Anda bisa mengambil keputusan kapan harus menghindari sebuah transaksi tertentu di ATM karena total biayanya dalam sebulan Anda rasa terlalu besar, atau kapan Anda sebaiknya tetap bertransaksi di ATM karena dirasa total biayanya dalam sebulan tidak terlalu besar - atau kalaupun besar - Anda rasa jumlahnya pantas karena bisa menghemat waktu Anda.

Sebagai contoh, seorang teman saya memutuskan untuk tetap membayar telepon dan listrik serta kartu kredit via mesin ATM karena menurutnya biayanya tidak terlalu mahal dan bisa menghemat waktu, tapi ia memutuskan untuk menghindari - karena dia sering sekali keluar negeri dalam sebulan walau cuma 3 hari setiap trip - mengambil uang di mesin ATM di luar negeri karena besarnya biaya setiap kali dia menarik uang.

Jadi apa yang dia lakukan adalah dengan mengambil uang di mesin ATM dalam negeri sebelum dia berangkat, menukarkannya ke mata uang asing sesuai negara yang akan dia kunjungi, lalu melakukan transaksi secara cash saja setiap kali dia bertransaksi di luar negeri. Dengan begitu, dia jadi terhindar dari fee penarikan ATM yang gila-gilaan.

Selanjutnya

4. Amati buku tabungan atau rekening koran

Setiap bulan, sempatkan untuk mengamati biaya-biaya yang sudah keluar tersebut di buku tabungan atau rekening koran Anda. Pastikan apakah ada biaya yang tidak benar, atau semua memang sudah sesuai dengan transaksi yang Anda lakukan.

Dari situ bahkan Anda bisa menghitung ulang berapa total biaya yang Anda bayarkan setiap bulan untuk tiap jenis transaksinya. Gunakan pensil, dan lingkari tiap biaya yang muncul.

5. Evaluasi bulanan

Setelah mengamati biaya-biaya tersebut, Anda bisa mengevaluasi dan mengambil keputusan jenis transaksi mana yang akan Anda pertahankan tiap bulan untuk terus dilakukan via mesin ATM dan jenis transaksi mana yang sebaiknya Anda kurangi via ATM, serta solusi apa yang bisa Anda lakukan untuk menggantikan transaksi tersebut.

Misalnya, Anda memutuskan untuk stop menggunakan mesin ATM di bank lain karena ada fee yang harus dibayar, jadi Anda putuskan untuk menggunakan mobile banking saja kalau hanya untuk mengecek saldo.

Kesimpulannya, biaya transaksi di ATM memang tidak besar dan cenderung tidak terasa, tapi kalau Anda melakukan transaksi berkali-kali tiap bulan, jumlahnya lumayan lo.

 

Safir Senduk & Rekan

Telepon: (021) 2783-0610
HP: 0818-770-500 (Dala Rizfie-Manajer)
Twitter/Instagram: @SafirSenduk

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya