Blusukan di Bogor, Petani Keluhkan Hidup Susah ke Menkeu

Keluhan disampaikan Waroh yang menjadi penerima kredit ultra mikro di bawah Rp 10 juta.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Agu 2017, 12:20 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 12:20 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Bogor - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima keluhan warga Desa Pasir Angin, Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat. Salah satunya dari Waroh yang menjadi penerima kredit ultra mikro di bawah Rp 10 juta.

Waroh merupakan penerima kredit ultra mikro sebesar Rp 3 juta. Rencananya Waroh akan menggunakan uang tersebut untuk usaha tani singkong di lahan seluas 2.000 meter persegi. 

Kepada Sri Mulyani, dia mengeluhkan kehidupan petani yang sulit saat ini. Waroh memulai dengan mengatakan jika harga singkong turun drastis. Saat ini, harga singkong sebesar Rp 40 ribu per pikul.

Selama ini Waroh menjual hasil panennya kepada makelar di Bogor.  "Petani sekarang lagi susah, Bu. Harga singkong sekarang lagi murah jadi Rp 40 ribu per pikul. Kalau nasib baik bisa dapat 30 pikul, tapi kalau tidak paling 15 pikul," tutur Waroh.

Dia menambahkan,"Lagi teriak semua warga di sini Bu. Listrik naik, garam naik. Beras juga naik, karena kan saya belinya jauh," ujar dia.

Menanggapi keluhan tersebut, Sri Mulyani bertanya. "Ibu tidak dapat beras sejahtera dan Program Keluarga Harapan (PKH)?," tanya dia.

Dijawab Waroh. "Tidak, Bu." Dan disusul dengan jawaban Sri Mulyani,"Oh ya, karena ibu sudah menjalankan usaha mikro," kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Usai menyampaikan keluhannya, Waroh pun menitipkan pesan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Menkeu. "Yang penting ekonomi merata dan lebih baik," papar dia.

Sri Mulyani menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Bogor ‎menerima aliran Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 1,9 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 200 miliar, dan dana desa mendapat alokasi Rp 800 juta.

"Itu uang kita kumpulkan dari uang pajak dari mulai orang atau perusahaan yang paling kaya, kemudian negara hadir dalam berbagai bentuk, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), PKH, kredit ultra mikro, subsidi elpiji, sampai operasional sekolah pakai uang APBN. Kita tidak ingin memberatkan rakyat, tapi kita kembalikan lagi ke rakyat," tegasnya.

Tonton video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya