Nilai Tukar Negara Berkembang Turun Tanda Ekonomi Dunia Membaik?

Bank Indonesia menangkap telah ada tanda-tanda perbaikan perekonomian global.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Agu 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2017, 13:30 WIB
Sri Mulyani Bersama Gubernur BI Rapat Dengan Banggar DPR
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bersiap mengikuti Rapat Kerja dengan Banggar DPR, Jakarta, Selasa (25/7). Rapat membahas salah satunya Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN TA. 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menangkap telah ada tanda-tanda perbaikan perekonomian global. Salah satu tanda yang cukup nyata terlihat adalah pelemahan nilai tukar negara-negara berkembang.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar beberapa negara berkembang termasuk Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, pada periode 14 Agustus hingga 18 Agustus pelemahannya cukup dalam. 

Salah satu penyebab pelemahan tersebut karena perekonomian negara maju sudah mulai membaik. Dengan membaiknya ekonomi negara maju, aliran dana dari negara tersebut juga kembali lancar. Akibatnya, nilai tukar negara berkembang tertekan.

"Kalau lihat perkembangan seminggu terakhir ini saya lihat nilai tukar sedikit melemah,‎ itu karena perkembangan dunia yang membaik,‎" kata Agus, seperti yang dikutip di Jakarta, Sabtu (19/8/2017).

Meskipun rupiah ikut tertekan, Agus melihat bahwa pelemahan rupiah masih dalam taraf yang wajar. Selain itu yang paling penting bagi Bank Indonesia adalah volatilitas nilai tukar yang tidak terlalu tinggi. 

"Beberapa negara berkembang terjadi pelemahan karena beberapa negara maju terjadi perbaikan, tetapi itu ada di batasan masih wajar‎ karena itu berada di kisaran Rp 13.377. Itu sesuatu yang wajar volatilitas tetap keadaan stabil," paparnya.

Agus mengungkapkan, ‎membaiknya perekonomian negara maju pengaruhi oleh meredanya ketegangan geopolitik Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara. Pasalnya, Amerika Serikat telah menyatakan tidak akan menyerang Korea Utara. "Itu berita baik. Tidak ada risiko geopolitik tidak perlu ada yang di khawatirkan," ungkapnya.

Selaian itu, pemerintah AS juga telah menyatakan, kondisi perekonomiannya dalam keadaan baik dan lapangan kerja tersedia‎. Kondisi ini akan berpengaruh pada optimisme dunia terhadapa perekonomian 2018.

"Kita lihat penyataan The Fed ekonomi Amerika cukup baik‎, lapangan kerja tersedia cukup baik, ini berdampak pada optimisme dunia, kita lihat ekonomi jepang, Jerman semua baik dari perkiraan ini menunjukan kondisi baik," papar Agus.

Atas kondisi tersebut, Agus memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami peningkatan 0,1 persen dari tahun ini 3,5 persen menjadi 3,6 persen.

"Perlu disampaikan bahwa ekonomi dunia 2017 cukup baik, 2018 masih akan membaik. ‎Kita sama sama mengikuti bahwa ekonomi dunia akan ada dikisaran 3,6 persen jadi 0,1 persen dibanding 2017," tutup Agus.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya