Rupiah Melemah Tipis, Pelaku Pasar Menunggu Petunjuk BI

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.252 per dolar AS hingga 13.267 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Sep 2017, 13:44 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2017, 13:44 WIB
Rupiah Menguat 12 Poin atas Dolar
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.252 per dolar AS hingga 13.267 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar sedang menunggu keputusan suku bunga dari Bank Indonesia (BI) yang akan keluar Jumat nanti. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (19/9/2017), rupiah dibuka di angka 13.260 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.255 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.252 per dolar AS hingga 13.267 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,56 per dolar AS.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.258 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.238 per dolar AS.

Dolar AS memang bergerak stabil di Asia pada perdagangan hari ini. Risiko geopolitik sudah tidak membebani mata uang AS ini. "Secara jangka pendek kemungkinan dolar AS malah bisa menguat," jelas analis United Overseas Bank, Singapura, Peter Chia dikutip dari Reuters.

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, rupiah sedikit melemah terhadap Dolar AS dan bergerak di kisaran 13.250 per dolar AS. "Rupiah dapat mengalami volatilitas pekan ini, terutama sehubungan dengan keputusan suku bunga Bank Indonesia hari Jumat pekan ini," jelas dia.

Sedangkan pada perdagangan kemarin, dolar AS terhadap yen Jepang bertahan di level tertinggi dalam tujuh pekan, melanjutkan penguatan 2,8 persen yang telah dibukukan pada pekan lalu.

Dolar AS menguat karena kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS yang memberikan daya tarik tersendiri bagi dolar AS. Selain itu, kenaikan harga konsumen juga membantu menghidupkan kembali ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya