Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) membangun pembangkit mesin diesel (PLTD) berkapasitas 3 x 200 kilo Watt (kW) di Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan.
General Manager PLN Wilayah Maluku Dan Maluku Utara Djoko Dwijatno mengatakan, ‎jika sudah beroperasi PLTD akan melistriki 700 calon pelanggan PLN di desa tersebut. ‎Pembangkit yang dibangun di atas lahan seluas satu hektar tersebut akan rampung dan beroperasi pada 2018.
"Akhir September lalu kami sudah turun langsung ke lapangan guna mengecek lahan untuk PLTD yang akan dibangun di Gane Luar," kata Djoko, di Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Djoko menuturkan, akses menuju lokasi juga menjadi salah satu tantangan PLN dalam pengiriman material penunjang pembangunan PLTD Gane Luar.
Untuk sampai di lokasi pembangunan PLTD Gane Luar, perjalanan yang dilakukan dari Ternate membutuhkan waktu lebih kurang 13 Jam. Perjalanan dilakukan menggunakan kapal laut ke Pulau Bacan, kemudian dilanjutkan ke Desa Gane Dalam menggunakan speedboat.
"Mobilisasi material harus melalui jalur laut dan darat yang cukup jauh. Jalan yang masih belum beraspal juga menjadi perhatian pada saat pengiriman material, terlebih pada saat turunnya hujan yang menyebabkan jalan licin untuk dilewati," jelas Djoko.
Untuk diketahui, hingga saat ini PLN telah melistriki 882 desa dari total 1.199 desa dan 90 kecamatan dari total 115 kecamatan yang ada di Maluku Utara.
Saat ini, penyebaran kelistrikan rasio elektrifikasi PLN di Maluku Utara yaitu mencapai angka 77,99 persen. Angka itu tersebut melebihi target hingga akhir tahun 2017 ini yaitu sebesar 77,41 persen.
"Meskipun medan yang dilalui cukup berat, namun kami yakin dapat segera menerangi Kecamatan Gane Timur hingga seluruh pulau yang ada di Provinsi Maluku Utara," tutur Djoko.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Alasan PLN Pilih Diesel untuk Terangi Wilayah Terpencil
Sebelumnya PT PLN (Persero) terpaksa masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk melistriki wilayah terpencil, karena pembangkit tersebut bisa mengalirkan listrik dengan cepat.
Direktur Pengadaan Strategis II PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, untuk menerangi wilayah terpencil cepat, pembangkit yang hanya bisa digunakan adalah PLTD yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
‎"Nggak, karena memang pulau terpencarjadi masih belum bisa pembangkit lain, karena kita ingin cepat,"‎ kata Iwan, di Jakarta, Jumat 29 September 2017.
Menurut Iwan, untuk mengurangi penggunaan BBM, PLN akan menerapkan sistem hybrid, yaitu mengkolaborasikan pembangkit diesel dengan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) ‎yang sesuai dengan potensi energi di wilayah masing-masing. Namun penerapan sistem tersebut membutuhkan waktu cukup lama, karena itu PLTD dibangun terlebih dahulu.
"Jadi memang paling bagus kearifan lokal. Jadi kalau ada EBT digabung solar, digabung angin atau apa. Terus baru diesel sebagai hybrid recananya ke sana, tapi kasihan masyarakat nunggu terlalu lama, jadi diesel dimasukkan dulu," jelas Iwan.
Iwan pun mengungkapkan, sebab PLN tidak memilih Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLT‎G) untuk melistrik pulau terpencil, karena biaya angkut gas jauh lebih mahal dan pasokannya belum pasti tersedia.
‎"karena ngangut gasnya lebih mahal, nanti dikombinasi dengan solar," tutup Iwan.
Advertisement