Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) mengaku pelemahan nilai tukar rupiah di kisaran 13.500 per dolar Amerika Serikat (AS) belum berdampak kepada importir. Alasannya, importir saat ini mengurangi pembelian barang-barang jadi yang sifatnya konsumtif akibat pelemahan daya beli masyarakat.
Ketua Umum (Ketum) BPP GINSI, Anthon Sihombing memperkirakan depresiasi kurs rupiah yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara. "Rupiah melemah, saya rasa hanya sementara saja," katanya saat Konferensi Pers di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) BPP GINSI, Erwin Taufan mengaku, pelemahan nilai tukar rupiah ke level 13.500 per dolar AS belum terasa bagi para importir. Penyebabnya karena daya beli masyarakat yang lesu.
Advertisement
Baca Juga
"Kenapa belum terasa? Karena daya beli masyarakat lesu, jadi tingkat konsumsi menurun. Otomatis impor barang jadi juga turun, seperti fashion dari China, apalagi ada online juga. Tapi kami belum hitung berapa penurunannya, yang pasti bisa dilihat arus masuk barang atau kontainer di pelabuhan turun," ujarnya.
Meski demikian, diakui Erwin, terpuruknya kurs rupiah akan mempengaruhi industri yang bahan bakunya tergantung pada impor. "Tapi mereka biasanya sudah punya planning rupiah berapa, dan selama masih masuk rencana itu belum terasa," jelasnya.
Dia mengatakan, bagi importir adalah kestabilan rupiah. Apabila terus berfluktuasi seperti ini, Erwin bilang sangat tidak aman bagi importir.
"Saat rupiah tidak stabil kayak gini, ya tidak aman. Bagi kami yang penting stabil dan kalau sampai level Rp 14.000 per dolar AS, itu mulai bahaya," tandas Erwin.
PAda perdagangan hari ini, rupiah dibuka di angka 13.511 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.504 per dolar AS. Namun menuju siang, rupiah mampu menguat ke 13.499 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.508 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.521 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: