Tol Pertama di Sumbar Ditargetkan Rampung Pertengahan 2019

PT Hutama Karya (Persero) tengah mengerjakan Tol Padang-Pekan Baru, Riau.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Okt 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2017, 08:00 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno.
Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan Tol Padang-Sicincin dapat beroperasi pada pertengahan 2019.

Liputan6.com, Padang - PT Hutama Karya (Persero) tengah mengerjakan Tol Padang-Pekan Baru, Riau. Titik pengerjaan awal proyek ini adalah ruas Padang- Sicincin sepanjang 29 kilometer (km).

Pembangunan tol ini nampaknya langsung disambut baik oleh warga Sumatera Barat (Sumbar). Terbukti masyarakat yang memiliki tanah di jalur ini telah menghibahkan ke pemerintah.

Apa yang dilakukan warga ini tidak terlepas dari keinginan warga Sumatera Barat untuk bisa memiliki jalan tol. Tol Padang-Sicincin ini menjadi jalan tol pertama di Sumatera Barat.

"Kami berterimakasih kepada masyarakat Sumatera Barat yang mendukung upaya pemerintah dalam membangun konektivitas di wilayah ini, ini sangat kami apresiasi," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Padang seperti ditulis, Minggu (15/10/2017).

Meski demikian, ditegaskannya, Hutama Karya selaku pemegang proyek tetap harus membebaskan lahan. Setidaknya tanah hibah dari masyarakat itu tidak cukup untuk memenuhi standar lebar jalan tol yang mencapai 60 meter.

Untuk mempercepat pembebasan lahan ini, Rini meminta kepada pemerintah daerah untuk terus berkoordinasi dengan pihak Hutama Karya. Dia juga meminta Hutama Karya untuk tidak memulai proyek hanya dari satu titik.

"Dengan begitu nanti pembangunanya bisa cepat, dengan melibatkan beberapa kontraktor tentu nantinya," tegas dia.

Rini pun menargetkan Tol Padang-Sicincin ini dapat beroperasi pada pertengahan 2019. "Nanti Insya Allah sebelum lebaran warga Padang sudah punya tol," ucapnya.

Sementara itu di kesempatan yang sama Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengaku pihaknya sebisa mungkin akan mempercepat proses pembebasan lahan sesuai perintah Rini.

Mengenai pendanaannya, dia memastikan akan diperoleh secara parsial. Beberapa strategi pendanaan memang harus dilakukan mengingat inveatasinya yang cukup besar.

"Inveatasinya itu kira-kira Rp 100 miliar per kilometer. Belum kalau nanti kita bangun terowongan, karena nanti di Bukit Tinggi itu ada terowongan," tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya