Menko Darmin Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen Tahun Ini

Sumber pertumbuhan ekonomi nasional antara lain, konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan impor.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Okt 2017, 13:46 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 13:46 WIB
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution meresmikan lobi lantai I kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (16/10/2017). (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution meresmikan lobi lantai I kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (16/10/2017). (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta Tiga tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) diwarnai masa-masa perbaikan ekonomi yang sulit. Sejak 2014-2016, Indonesia terkena imbas penurunan harga komoditas, bayang-bayang kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), dan faktor lain sehingga menekan pertumbuhan ekonomi nasional.

Data menunjukkan, Indonesia masih mencetak pertumbuhan ekonomi 5,58 persen pada 2013. Kemudian pada tahun berikutnya turun dengan pertumbuhan 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi nasional semakin terseret ke bawah dengan realisasi 4,79 persen pada 2015 atau jauh dari target yang telah disepakati pemerintah dan DPR sebesar 5,7 persen.

Ekonomi berangsur pulih pada periode 2016 dengan capaian 5,02 persen, meskipun lebih rendah dari patokan target 5,2 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016. Sampai dengan akhir tahun ini, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Realisasinya di kuartal I dan II 2017 masing-masing sebesar 5,01 persen.

"Kita melihat perkembangan ekonomi masih baik," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat Peresmian Lobi Baru di kantornya, Jakarta, Senin (16/10/2017).

Lebih jauh, dia mengungkapkan, sumber pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan impor. "Pertumbuhan investasi dan ekspor itu baik secara tahunan (Year on Year/YoY), tapi kalau Month to Month (MoM) mungkin pertumbuhannya tidak terlalu tinggi," ujarnya.

Dia mengaku bahwa penyerapan belanja pemerintah belum optimal, meskipun terjadi pertumbuhan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, tidak sesuai ekspektasi atau yang diharapkan.

"Memang tidak terlalu menggembirakan dari belanja pemerintah. Tumbuh lebih baik dari tahun lalu, tapi tidak seperti setinggi diharapkan. Juga pertumbuhan kredit hanya bergerak 8-9 persen sehingga untuk menopang pertumbuhan lebih tinggi seperti yang diperkirakan agak susah," jelas Darmin.

Akan tetapi, Darmin berkeyakinan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar pada angka 5,2 persen-5,4 persen di 2017. Perkiraan ini berbeda dengan proyeksi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang memangkas target dari 5,2 persen menjadi 5,17 persen.

"Saya melihatnya mungkin bergerak mendekati 5,4 persen. Kisarannya 5,2-5,4 persen. Memang agak tinggi kebutuhan kita untuk mencapai arah 5,4 persen," ucapnya.

Padahal, Bank Dunia saja sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen. "Tapi itu karena mereka melihatnya karena kita tidak menaikkan harga BBM, sehingga dianggap subsidinya agak terlalu besar, makanya mereka turunkan," tutur Darmin.

Pemerintah dalam perjalanannya selama tiga tahun telah mengeluarkan 16 paket kebijakan ekonomi untuk mendorong ekspor dan investasi. Terakhir, paket kebijakan ekonomi ke-16 terkait kemudahan berinvestasi. Paket ini merupakan salah satu upaya menggenjot investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada semester II 2017.

Tonton Video Pilihan Ini:

 

Resmikan Renovasi Lobi Kantor Kemenko Perekonomian

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution pada hari ini meresmikan lobi lantai I kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta. Dengan "wajah baru" ini, diharapkan para pegawai dapat meningkatkan kinerja sebagai pelayan rakyat.

Dari pantauan Liputan6.com, Menko Darmin mulai meninjau lobi lantai I kantornya dengan wajah berseri. Senyumnya terus mengembang karena cukup terpukau dengan hasil perbaikan beranda kantornya. Dulu, tidak ada meja resepsionis yang menerima tamu-tamu penting, tapi kini disediakan.

Desain kantor pun tampak elegan dengan karpet menjuntai di lobi. Lobi kantor Menko Perekonomian saat ini terasa nyaman dan sejuk, termasuk ruang kerja wartawan. Karena selama ini, dia banyak menerima keluhan dari sejumlah pihak kantor tersebut terasa panas saat siang hari.

Dalam acara seremoni, Menko Darmin didampingi para pejabat Eselon I dan II meresmikan lobi kantor Kemenko Perekonomian dengan meninjau setiap sudut lobi, termasuk ruang wartawan.

"Desainnya lebih efisien untuk penggunaan ruang. Saya sudah lama dengar dari rekan-rekan kalau siang panas. Tapi sekarang lebih sejuk setelah diperbaiki," ujar Darmin yang mengenakan batik berwarna merah.

Usai lobi lantai I, perbaikan ruangan juga akan dilakukan di Graha Sawala. Graha Sawala seperti diketahui biasa digunakan sebagai tempat rapat koordinasi antarmenteri dalam jumlah cukup banyak.

"Setelah ini Graha Sawala sehingga bisa membuat lantai I semakin usefull, apalagi nanti kalau basement juga direnovasi. Kantor kita jadi lebih nyaman, komunikasi jadi lebih baik, dan kinerja meningkat. Karena harus diakui banyak hal belum terkomunikasikan dengan baik," harap Darmin.

Di penghujung acara, Darmin menerima apresiasi dari salah seorang wartawati senior, Maesaroh, atau yang akrab disapa Esa. "Terima kasih Pak Menko karena sudah mendukung kerja kami dalam mencari berita," kata Esa seraya berjabat tangan dengan mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya