Bertemu S&P, Sri Mulyani Pamer Pencapaian Ekonomi RI

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut menyatakan Standard & Poor's (S&P) akan kembali menaikkan peringkat Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Okt 2017, 16:28 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2017, 16:28 WIB
Lembaga Pemeringkat Internasional Standard & Poor's (S&P).
Lembaga Pemeringkat Internasional Standard & Poor's (S&P). (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah bertemu dengan perwakilan lembaga pemeringkatan Standard & Poor's (S&P), untuk menyampaikan kemajuan yang dicapai Indonesia dalam bidang ekonomi.

Kemajuan yang dicapai seperti soal kebijakan fiskal Indonesia, postur APBN 2017 dan rencana di 2018, kondisi moneter, neraca pembayaran hingga masalah birokrasi. Sebaliknya, lanjut Sri Mulyani, S&P juga menanyakan soal berbagai kebijakan, seperti dalam hal investasi.

"Kita selalu di dalam pertemuan dengan rating agency selalu meng-update apa-apa yang menjadi progress dari masalah-masalah yang selama ini menjadi subjek dari rating mereka," ujar dia di Auditorium Mutiara PTIK, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Dengan segala yang telah disampaikan kepada S&P, Sri Mulyani berharap lembaga tersebut mempertimbangkan untuk kembali menaikkan peringkat Indonesia dalam invesment grade.

"Jadi kalau mengenai masalah upgrade itu terserah nanti mereka mau sampaikan. Yang jelas mereka cukup positif dan confident terhadap apa-apa yang kita jelaskan dan kita berharap nanti merka sampaikan," tandas dia.

‎Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut menyatakan, Standard & Poor's (S&P) akan kembali menaikkan peringkat Indonesia dalam hal layak investasi (investment grade). Kemungkinan kenaikan peringkat tersebut akan diberikan pada tahun depan.

Luhut mengungkapkan, saat melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat, dirinya bertemu dengan petinggi S&P John Berisfod di New York. Saat itu dia mempertanyakan alasan S&P belum menaikkan rating investasi Indonesia.

‎"Saya diminta Tito (BEI) untuk ketemu S&P di New York, kita bicara 1 jam. Saya jelasin ke dia, saya enggak mau bicara angka-angka. Kenapa kamu belum naikin BBB, dia kasih argumen begini begitu," ujar dia di Auditorium Mutiara PTIK, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Dia mengatakan, mendengar alasan dari John, diri menjelaskan jika pemerintah Indonesia harus bisa menjaga agar tingkat kemiskinan tidak terus meningkat. Salah satunya yaitu dengan menarik sebanyak-banyaknya investasi ke dalam negeri.

"Saya bilang John, kami ada 20 persen miskin di bawah. Kalau ini tidak kami takel ini bisa jadi radikal, karena kemiskinan, karena pendidikan, pemerataan tidak terjadi. Anda berarti ikut dalam mendorong radikalisme di Indonesia," kata dia.

Kemudian belum lama ini, lanjut Luhut, bos S&P kembali menghubunginya. Dia bilang S&P akan kembali menaikkan rating Indonesia dari saat ini BBB- menjadi BBB tanpa minus.

"Sekarang dia telpon saya lagi, dia mau kasih bbb tanpa minus. Menurut saya pribadi, peluang itu ada (naik peringkat). Apakah terjadi di tahun depan awal atau akhir. Sekarang semua angka-angka indikator ekonomi kita bagus kok‎," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya