Liputan6.com, Kosambi Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri mengunjungi lokasi kebakaran pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang yang meledak dan menewaskan 48 orang pekerjanya, Minggu (29/10/2017) sore.
Hanif mengaku terkejut, bila pabrik tersebut tidak layak untuk mempekerjakan karyawan dan disebut pabrik. "Temuan sementara saya melihat ini tidak mirip seperti pabrik tapi seperti gudang. Jadi kita lihat dari segi sarana prasarananya sangat belum memadai, seperti jalur evakuasi," ujar dia.
Tak hanya sarana dan prasarana pabrik yang dinilainya tak memenuhi standar, Hanif juga menemukan tak ada standar operasional sesuai prosedur. Ini membuat seluruh kegiatan bercampur menjadi satu dalam gudang tersebut, padahal produksi yang mengandung bahan berbahaya memiliki standar tersendiri.
Advertisement
Baca Juga
"Menyimpan, mengolah produksi barang-barang berbahaya tentu ada SOP yang harus mengutamakan sisi keselamatan kerja yang lebih tinggi, dengan kondisi resiko yang tinggi," tutur dia.
Jelas berbeda dengan pabrik pabrik yang lainnya yang tidak masuk dalam kategori berbahaya. "Sehingga standar K3 kurang," ujar Hanif.
Dengan temuan tersebut, Hanif mengaku akan meminta jajarannya untuk menindaklanjuti adanya dugaan pelanggaran dalam prosedur kerja di pabrik kembang api tersebut.
"Oleh karenanya kita minta pada jajaran pengawasan tenaga kerja di pusat dan provinsi agar bisa ditindak lanjuti kalau misalnya ada unsur tindak pidananya tentu akam kita proses hukum pidana. Kalau perdata ya kita proses perdata," ujar dia. (Pramita Tristiawati)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
5 Jenazah Korban Diserahkan kepada Keluarga
Sebelumnya Polisi kembali mengidentifikasi lima jenazah korban ledakan pabrik mercon di Kosambi, Tangerang. Kelima jenazah itu langsung diambil pihak keluarga masing-masing.
Pantauan Liputan6.com, Minggu 29 Oktober 2017, serah terima jenazah dilakukan pihak RS Polri dan perwakilan keluarga di depan ruang instalasi forensik yang berada di belakang rumah sakit. Tangis haru pun mewarnai pemindahan jenazah dari ruang instalasi ke dalam ambulance yang telah siap di depan ruang instalasi forensik.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Pol Edy Purnomo mengatakan, untuk jenazah kakak beradik Unia (14) dan Nilawati (17) diambil Ibunya yakni Sari (43).
Kemudian jenazah Aminah (35) diambil suaminya Widodo, jenazah Asep (21) diambil ayahnya bernama Herman dan jenazah Nilawati diambil suaminya. Sementara untuk proses pengkafanan dan pengantaran jenazah semuanya gratis.
"Kami tim DVI sudah mengidentifikasi jenazah dan sudah langsung bertemu dengan keluarganya untuk diantarkan kembali ke rumah masing-masing," kata Kombes Edy.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, kelima jenazah itu teridentifikasi dari hasil sidang rekonsiliasi yang digelar sejak pukul 10.00 WIB pagi tadi.
"Yang pertama body bag nomor 20 dengan register 353 teridentifikasi sebagai Asep Angga Gunawan alamat di Subang, Jawa Barat. Teridentifikasi lewat gigi, medis dan properti," kata Argo di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Advertisement