Jaga Inflasi, Mendag Pantau Terus Harga Beras dan Cabai

Agar harga komoditas pangan lebih terkendali, Mendag berharap ke depannya ada kerja sama yang baik dari tingkat hulu hingga hilir.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Nov 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2017, 12:15 WIB
20150827-Kenaikan Harga Sembako Bikin Daya Beli Turun-Jakarta
Seorang ibu memilih sayuran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (27/8/2015). Naiknya harga kebutuhan pokok membuat pembeli mengurangi pembelian bahan makanan hingga menyebabkan daya beli masyarakat turun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengapresiasi tingkat inflasi di Oktober 2017 yang relatif terjaga. Sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Oktober sebesar 0,01 persen.

Menurut Enggartiasto, angka inflasi tersebut menunjukkan jika harga bahan kebutuhan pokok selama Oktober memang relatif stabil. Meski masih ada dua komoditas yang harus menjadi perhatian pemerintah yaitu beras dan cabai.

"Inflasi di bulan Oktober ini rendah sekali, hanya dua komoditi saja yang jadi perhatian kita," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Agar harga komoditas pangan lebih terkendali, Enggartiasto berharap ke depannya ada kerja sama yang baik dari tingkat hulu atau produsen dan petani, distributor, hingga hilir atau pedagang. Dengan demikian, pasokan bahan kebutuhan pokok bisa terus terjaga dan membuat harga semakin stabil.

"Saya mengharap, nanti akan saya sampaikan apa hal yang harus dilakukan sehingga ke depan kita tidak perlu lagi adhoc terus, tapi bisa menjaga dan dikontrol dari belakang meja. Kami harap kerja sama bisa diteruskan," tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat inflasi Oktober 2017 sebesar 0,01‎ persen. Inflasi ini salah satunya disumbang oleh beras sebesar 0,04 persen dan cabai merah sebesar 0,05 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, sebenarnya kenaikan harga pada beras dan cabai merah tersebut sepanjang Oktober relatif kecil. Namun bobot kedua komoditas tersebut, khususnya beras terhadap inflasi cukup besar sehingga memberikan andil sebesar 0,04 persen dan 0,05 persen.

"Harga beras tipis sekali (naiknya) tetapi bobotnya agak besar, karena tipis dia menyumbang hanya 0,04 persen. Pergerakan tadi hanya di medium dan saya pikir tidak akan mengganggu. Kalau cabai merah memang biasa dia tergantung pada musim. Ketika produksinya tinggi, harganya juga turun, ketika pasokan kurang harganya naik. Perlu perhatian saja," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta.

Meski demikian, pria yang akrab disapa Kecuk ini meyakini harga beras akan relatif stabil hingga akhir tahun. Meski tengah memasuki masa tanam, namun dengan stok beras yang cukup akan membuat harga di pasar lebih terjaga.

‎"Kalau saya lihat harga beras sudah terkendali, tapi saya bilang 0,04 persen kenaikan tipis hanya bobotnya. Tapi saya akan yakin (terkendali)," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Harga beras

Berdasarkan data BPS, pada Oktober 2017, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.503 per kg, naik 0,34 persen dibandingkan sebelumnya.

Untuk rata-rata beras kualitas medium di penggilingan juga mengalami kenaikan 2,03 persen dibanding September 2017 menjadi Rp 9.117 per kg. Hal yang sama juga terjadi pada beras kualitas rendah dengan harga rata-rata Rp 8.834 per kg atau naik 1,86 persen.

Jika dibandingkan dengan Oktober tahun lalu, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2017 untuk semua kualitas mengalami kenaikan yaitu premium sebesar 4,05 persen, medium sebesar 1,51 persen dan kualitas rendah sebesar 2,76 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya