Gubernur BI Jagokan Jerome Powell Jadi Pimpinan The Fed

Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan, Jerome Powell memiliki karakter sama dengan Janet Yellen yang memiliki kebijakan komunikasi baik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Nov 2017, 15:45 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2017, 15:45 WIB
Sri Mulyani Bersama Gubernur BI Rapat Dengan Banggar DPR
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bersiap mengikuti Rapat Kerja dengan Banggar DPR, Jakarta, Selasa (25/7). Rapat membahas salah satunya Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II Pelaksanaan APBN TA. 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mendukung Jerome H Powell terpilih sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (the Federal Reseve). Sosok tersebut menurut Agus akan mengeluarkan kebijakan yang tepat, untuk perbaikan perekonomian global.

Agus mengatakan, Powell memiliki karakter yang sama dengan ‎Janet Yellen sebagai the Federal Reserve saat ini. Selama menjabat Yellen memiliki kebijakan-kebijakan dan komunikasi yang baik dengan bank sentral lain.

"Yellen selama beberapa tahun ini memberikan satu komunikasi yang baik sekali, tentang kajian dan bagaimana kebijakan yang akan diambil oleh The Fed ke depan itu akan bisa dipertahankan kurang lebih," kata Agus, di Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Agus menuturkan, bank sentral dan pelaku ekonomi dunia membutuhkan ‎komunikasi yang baik dari otoritas di Amerika Serikat, sehingga bisa memberikan informasi yang berimbang dalam mengeluarkan kebijakan dan akhirnya tidak menciptakan kegaduhan atas kebijakan yang dikelurkan, bakan akan memperbaiki ekonomi Amerika Serikat dan dunia.

"Memang yang kita sangat rekomendasi komunikasi dari ‎otoritas khususnya otoritas moneter di Amerika Serikat, itu dia betul-betul memberikan sesuatu informasi berimbang sehingga tidak ada kaget, kondisi baik atau buruk apabila disampaikan dengan baik semua bisa memahami tidak akan menciptakan ketidakstabilan," ujar dia.

Agus mengungkapkan, hal yang dibutuhkan bank sentral di seluruh negara dan pelaku ekonomi tersebut ada di tangan Powell. Dia pun memprediksi Powell memiliki kesempatan besar untuk terpilih memimpin the Federal Reserve.

"Dari kandidat yang ada Jerome Powell jadi harapan yang mungkin akan terpilih. Kalau seandainya Powell yang terpilih kami melihat itu adalah satu pilihan yang baik kami meyakini kebijakan-kebijakan The Fed di bawah Janet‎," tutur Agus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pergantian Gubernur The Fed Berdampak Terhadap Keuangan Dunia

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) tengah menjadi perhatian dunia belakangan ini. Pasalnya, berbagai keputusan yang akan diambil AS akan berpengaruh pada stabilitas sistem keuangan dunia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, berbagai hal yang tengah menjadi sorotan tersebut antara lain, rencana pemotongan pajak yang dilakukan oleh AS.

"Dianggap membawa dampak positif pada ekonomi AS karena dunia usaha dan individunya akan ada manfaat yang besar. Tapi akibatnya ketika itu dibahas didukung Partai Republik kelihatannya menjadi positif, kemudian ada sanggahan menimbulkan stabilitas yang tidak terjaga karena terjadi naik turun," jelas dia di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta, Selasa 31 Oktober 2017.

Selanjutnya, dunia juga tengah menyoroti calon pengganti Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) Janet Yallen. Berbagai kandidat dianggap memiliki arah kebijakan yang berbeda.

"Jadi kondisi itu membawa dampak stabilitas keuangan dunia karena semua memperkirakan bagaimana kalau menjadi chairman The Fed," jelas dia.

Rencana kenaikan suku bunga The Fed juga menjadi perhatian dunia. Beberapa spekulasi muncul, di antaranya The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember tahun ini. Ada pula perkirakan kenaikan akan berlanjut tahun depan sebanyak tiga hingga empat kali.

Itu juga ditambah dengan rencana AS untuk memperbaiki neraca Bank Sentral AS. Menurut Agus, itu berdampak pada sistem keuangan dunia.

"Tapi ditambah ada kepastian di bulan Oktober akan penurunan daripada balance sheet AS khususnya The Fed. Jadi, kondisi itu yang berdampak sistem keuangan. Jadi, kalau diikuti selama 4-5 minggu terakhir ini memang kondisi itu yang banyak terjadi. Kondisinya berdampak pada nilai tukar seluruh dunia dan ditandai dolar menguat dan dampaknya mata uang yang lain," pungkas Agus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya