Ketahuan Bohong, Forbes Coret Mendag AS di Daftar Orang Terkaya

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross diduga kuat oleh Forbes telah berbohong tentang kekayaannya demi memuluskan bisnisnya.

oleh Vina A Muliana diperbarui 08 Nov 2017, 23:15 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 23:15 WIB
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross (AP)
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross (AP)

Liputan6.com, Los Angeles - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) didepak oleh majalah bisnis terkemuka Forbes dari daftar miliarder dunia. Dalam laporannya yang dirilis Selasa waktu setempat, Forbes mengungkap bahwa Ross selama ini berbohong atas jumlah harta yang dimilikinya.

Sebelumnya, pria 79 tahun itu sudah menjadi nama langganan yang menghiasi daftar miliarder terkaya Amerika Serikat. Tahun lalu, kekayaan Ross ditaksir mencapai US$ 2,9 miliar.

Namun temuan terbaru Forbes yang disesuaikan dari pengakuan harta Ross setelah menjadi menteri kabinet Trump justru mengungkap fakta berbeda. Arsip laporan keuangan pria ini justru menunjukkan kekayaan kurang dari US$ 700 juta.

Saat dikonfirmasi oleh Forbes, Ross masih mengelak. Ia mengaku masih memiliki cadangan dana sebesar US$ 2 miliar yang tidak dilaporkan ke pemerintahan.

Ross juga mengatakan harta US$ 2 miliar tersebut diberikan kepada yayasan saat masa pemilu dan pemilihan menteri kabinet. Tapi setelah satu bulan menggali kebenaran hal tersebut, Forbes mengeluarkan keputusan bulat bahwa cadangan dana yang diakui Ross hanyalah isapan jempol belaka.

Kementerian Perdagangan AS juga mengaku tidak pernah mendapat sumbangan sebesar itu selama periode pemilihan umum seperti apa yang diutarakan oleh Wilbur Ross.

"Jelas bahwa Ross telah berbohong pada kami. Ini adalah satu dari bualannya yang ditopang dengan fakta yang dibesar-besarkan, tipuan dan kelalaian dan telah terjadi sejak tahun 2004," tulis jurnalis Forbes Dan Alexander seperti dikutip Rabu (8/11/2017).

Lebih mencengangkannya lagi, Forbes juga memuat bahwa kebohongan yang dilakukan Ross ini semata-mata dilakukan demi memuaskan egonya dan memuluskan jalurnya dalam peluang bisnis. Wawancara mendalam Forbes pada sepuluh mantan karyawan perusahaan milik Ross juga mengungkap hal yang sama.

"Berdasarkan wawancara kami dengan sepuluh mantan karyawan di perusahaan ekuitas swasta Ross, WL Ross & Co., semuanya mengkonfirmasi alur cerita yang sama. Ross cenderung untuk membuat kebohongan yang menyesatkan rekan kerja dan investor, yang akhirnya menimbulkan konsekuensi denda jutaan dolar denda, serta sejumlah tuntutan hukum," tulis Forbes.

 

Ikut terciduk dalam Paradise Papers

Selain laporan mencengangkan ini, nama Wilbur Ross juga ikut terseret dalam skandal Paradise Papers. Menurut dokumen Paradise Papers, perusahaan Ross -- Navigator Holdings yang bergerak di bidang perkapalan -- diduga memliki hubungan bisnis yang kuat dengan firma energi asal Rusia SIBUR.

Sedangkan firma energi SIBUR diketahui dikelola oleh Kirill Shamalov -- menantu Presiden Rusia Vladimir Putin -- serta sejumlah konglomerat dan figur elite Negeri Beruang Merah.

Sejumlah konglomerat dan figur elite yang mengelola SIBUR diketahui telah dijatuhi sanksi ekonomi oleh AS atas keterlibatan mereka dalam aktivitas finansial ilegal.

Menurut dokumen Paradise Papers, relasi kedua perusahaan itu sangat menguntungkan SIBUR. Tahun lalu saja, firma energi itu mendulang keuntungan senilai US$ 51 juta, hasil relasi bisnis dengan Navigator Holdings.

Informasi yang muncul dari Paradise Papers dinilai cukup mengejutkan. Karena, saat proses konfirmasi latar belakang jelang dirinya menjabat sebagai menteri, Wilbur tak mengakui adanya relasi dengan Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya