PLN Bakal Akuisisi Tambang Batu Bara di Sumatera

Akuisisi tambang ini akan membuat produksi listrik lebih efisien sehingga harga listrik bisa lebih murah.

oleh Arthur Gideon diperbarui 17 Nov 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2017, 14:00 WIB
20160125-Dirut-PLN-Penuhi-Panggilan-KPK-Jakarta-Sofyan-Basir-HA
Sofyan Basir menjawab pertanyaan wartawan saat memenuhi panggilan KPK, Jakarta, Senin (25/1). Sofyan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berencana untuk mengakuisisi tambang batu bara yang beroperasi di daerah Sumatera. Rencana akuisisi ini sejalan dengan target efisiensi dari perseroan.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir menuturkan, akuisisi tambang ini akan membuat produksi listrik lebih efisien sehingga harga listrik bisa lebih murah. Sebab, sebagian besar pembangkit listrik PLN saat ini menggunakan bahan bakar batu bara.

"Saat ini harga batu bara cenderung naik. Ini menyebabkan biaya produksi naik. Jadi ada baiknya kita sebagai perusahana listrik punya tambang batu bara. Jadi kita tidak perlu membeli batu bara dari orang lain yang harga lebih mahal," jelas dia seperti ditulis Jumat (17/11/2017).

Akuisisi tambang batu bara ini akan dilakukan PLN dalam waktu dekat. Direktur keuangan PLN Sarwono memastikan bahwa pembelian tambang batu bara bukan sekadar wacana, tetapi sudah diperhitungkan oleh perusahaan dengan baik.

Bahkan, PLN telah mengantongi nama-nama tambang batu bara yang bakal diakuisisi. "Tinggal tunggu waktu yang baik saja," kata dia.

Mengenai lokasi, Sarwono memberikan gambaran bahwa tambang batu bara tersebut terletak di sekitar Sumatera.

Untuk diketahui, Harga Batubara Acuan (HBA) untuk penjualan langsung (spot) yang berlaku tanggal 1 Agustus 2017 hingga 31 Agustus 2017 pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah US$ 83,97 per ton.

HBA bulan Agustus 2017 naik sebesar US$ 5,02 atau naik 6,36 persen dibandingkan dengan HBA Juli 2017 US$ 78,95 per ton. Bila dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya (year on year) HBA Agustus 2016 US$ 58,37 per ton, maka HBA Agustus 2017 naik signifikan sebesar US$ 25,60 atau naik 43,9 persen. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Bangun terminal

Sebelumnya, PLN juga berencana untuk membangun terminal batu bara (Coal Terminal) berkapasitas 20 juta ton per tahun. Jika sudah beroperasi, fasilitas ini bisa menghemat biaya transportasi pengiriman batu bara ke pembangkit di sekitar wilayah Banten.

Sofyan mengatakan, fasilitas ini mempunyai kemampuan untuk mencampur batu bara dengan berbagai spesifikasi, yang masih ada di dalam rentang spesifikasi batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLN di Jawa bagian Barat khususnya Banten.‎

"Pembangunan Coal Terminal untuk mendukung proyek infrastruktur kelistrikan di Banten‎," kata Sofyan, di Jakarta, Jumat (6/10/2017).

Dengan dibangunnya terminal batu bara ini, diharapkan akan memberikan nilai tambah kepada PLN terkait pengamanan pasokan, kualitas yang sesuai dengan kebutuhan PLTU dan fleksibilitas pasokan serta menampung pasokan dalam negeri.

Keberadaan terminal batu bara tersebut nantinya akan memberikan efisiensi bagi PLN, karena dapat memotong biaya logistik pasokan batu bara hingga 50 persen. Sehingga menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik. ‎‎"Terminal batu bara berkapasitas 20 juta ton akan memberikan nilai tambah," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya