Kapolri: Investasi di ASEAN Pilihan Terbaik

Investasi di kawasan ASEAN termasuk di Indonesia merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, kawasan ASEAN merupakan wilayah yang aman.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Nov 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2017, 13:30 WIB
Kapolri Tito Karnavian RDPU dengan Komisi III DPR
Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian mengikuti rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR, Jakarta, Rabu (12/10). RDPU juga membahas penanganan sejumlah kasus seperti terorisme, korupsi dan narkotika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Investasi di kawasan ASEAN termasuk di Indonesia merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, kawasan ASEAN merupakan wilayah yang aman.

Demikian disampaikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam acara bertajuk Indonesia 2018 Sailing Through Economic and Political Tide di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (20/11/2017).

Tito menyampaikan, di kawasan ASEAN belum pernah terjadi konflik antarnegara. Apalagi, lanjutnya, perang antarnegara ASEAN.

"Investasi di kawasan ASEAN adalah pilihan terbaik karena kawasan ASEAN tak pernah ada konflik antarnegara apalagi perang," kata dia.

Kemudian, stabilitas politik dan keamanan Indonesia relatif terjaga. Terkait dengan pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 2018, dia menjamin akan berjalan dengan aman.

Menurutnya, hal itu terwujud karena adanya kerja sama yang baik antara Polri dan TNI.

"Kemudian Pilkada 2018 kekompakan TNI Polri adalah mutlak akan jadi jaminan bahwa 2018 akan aman," sambung dia.

Sejalan dengan itu, dia meminta kepada masyarakat tidak memakai isu yang sensitif saat Pilkada. Hal itu untuk menjaga Pilkada berjalan dengan lancar.

"Masyarakat kita minta kontestan politik jangan memanfaatkan isu sensitif yang dapat memecah masyarakat kita yaitu suku, agama, dan ras," ujar dia.

Menurutnya, investasi sangat diperlukan Indonesia. Pasalnya, pemerintah ingin menggejot pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

"Mohon dukungan semua pihak, pemerintah enggak bisa bergerak sendiri mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dengan APBN kurang dari Rp 2.000 triliun, kita butuh Rp 5.000 triliun, Rp 3.000 triliun dari dalam atau luar negeri, tapi kalau dalam negeri akan lebih bagus," tukas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bank Dunia

Sebelumnya, Bank Dunia menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang diunggulkan untuk tempat berinvestasi.

Bank Dunia juga memperkirakan, perekonomian Indonesia mampu meningkat 5,3 persen tahun depan. Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves, mengatakan, ia tetap optimistis bahwa negara ini bisa melakukan yang lebih baik lagi. Itu alasannya Indonesia bisa menjadi negara yang paling diunggulkan dalam investasi.

"Meskipun banyak negara berharap dapat tumbuh 5 persen, Indonesia dapat bercita-cita mencapai tingkat pertumbuhan yang jauh lebih tinggi jika terus berlanjut di jalur reformasi untuk memfasilitasi investasi swasta dan meningkatkan human kapital, dua bahan utama yang tidak hanya penting untuk pertumbuhan, tetapi juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baik untuk orang banyak," ucap Chaves, seperti dilansir Bloomberg, Rabu 915/11/2017).

Meski demikian, ada beberapa hal yang tetap harus menjadi perhatian pemerintah agar Indonesia bisa menjadi tujuan investasi paling menjanjikan.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, salah satu yang perlu diperbaiki adalah peraturan yang mengharuskan perusahaan asing menggunakan bahan baku lokal. Peraturan yang lebih sederhana untuk asing dan kepemilikian yang lebih sedikit di beberapa sektor akan mampu menarik lebih banyak dana.

"Bisnis tidak menyukai peraturan yang tidak dapat diprediksi. Kami ingin merekomendasikan peraturan cerdas, yang efisien dan dapat diprediksi," tuturnya.

Lebih lanjut, Chaves menjelaskan, daftar investasi negatif yang pernah diperkenalkan memberikan respons yang positif dari investor, karena mampu meningkatkan transparansi. "Namun serangkaian revisi yang dilakukan sejak 2010 membuat "kegunaannya telah rusak," ucap Chaves.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya