Alternatif Modal Usaha, dari Cara Konvensional hingga Online

Jika Anda butuh tambahan modal untuk usaha yang sedang dirintis, kini peluang mendapatkan modal usaha semakin terbuka lebar.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 19 Jan 2018, 03:11 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 03:11 WIB
Ilustrasi uang
Ilustrasi uang

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang bilang, merintis usaha tak selalu membutuhkan modal yang besar. Selama kita memiliki tekad, mau bekerja keras, kreatif dan memiliki ide brilian, Insya Allah usaha akan berjalan dengan sendirinya. Dan, banyak orang sukses membuktikan adagium ini.

Sayangnya tak semua orang seberuntung itu. Banyak orang hanya dikarunia semangat dan kemauan berusaha, dan tidak memiliki ide yang cukup cemerlang untuk menghasilkan sesuatu yang beda. Untuk golongan ini, modal mungkin tetap memegang peran penting.

Dan, jika Anda masuk dalam kategori yang terakhir serta butuh tambahan modal untuk usaha yang sedang dirintis, kini peluang untuk mendapatkan modal usaha semakin terbuka lebar.

Cara yang bisa ditempuh untuk memupuk modal kian beragam, baik cara konvensional ataupun mengandalkan kemajuan teknologi informasi. Berikut beberapa sumber uang dari Danaxtra.com yang bisa Anda gali untuk mengumpulkan modal usaha yang sedang Anda rintis:

1. Modal Usaha dari Simpanan

Tabungan atau simpanan adalah sumber paling aman untuk modal usaha. Tabungan ini bisa beragam, baik tabungan di bank atau simpanan yang lainnya. Jika Anda belum punya tabungan tapi berniat untuk memulai usaha, mulai sekarang sisihkan sebagian pendapatan Anda.

Satu hal yang harus diingat, jika Anda meniatkan menabung untuk modal, jangan hanya menyisihkan uang. Anda harus mematok target sesuai jumlah uang yang Anda butuhkan untuk modal usaha serta jangka waktu yang Anda tetapkan agar jumlah minimal yang dibutuhkan dapat terkumpul.

Setelah hitungan didapat, maka Anda harus menentukan besaran dana yang disisihkan setiap bulannya untuk ditabung sebagai modal usaha. Setelah itu atur strategi untuk mencapainya. Bisa dengan menghemat pengeluaran Anda atau dengan mencari pekerjaan sampingan yang hasilnya bisa Anda tabung untuk modal usaha. Jadi, arah dan tujuan menabung Anda lebih jelas.

2. Jual/Menyewakan aset untuk modal usaha

Pilihan selanjutnya adalah menjual asset yang Anda miliki. Coba telisik asset yang tak terlalu Anda butuhkan dan ada barang subtitusinya. Mobil/kendaraan, perhiasan, barang koleksi, atau tanah adalah barang-barang yang Anda bisa lego untuk modal usaha.

Atau jika punya rumah yang cukup besar, Anda juga bisa menyewakan sebagian kamarnya untuk tambahan modal usaha. Bahkan jika mendesak,  Anda bisa menjualnya dan pindah ke rumah yang lebih kecil, sehingga Anda bisa memiliki uang sisa untuk modal.  (Simak juga: 7 Tren Bisnis yang Menjanjikan di Tahun 2018)

Hal penting yang harus Anda perhatikan saat ‘memanfaatkan’ aset, adalah memastikan harga yang wajar untuk aset Anda. Jangan hanya demi mengejar modal usaha, lantas Anda rela banting harga. Toh, Anda tidak sedang dikejar-kejar utang dan masih ada solusi selain menjual aset.

 

3. Modal usaha hasil pinjam

Ketika Anda tidak memiliki aset yang bisa dijual, atau hasil menabung dirasa tidak akan mencukupi, maka tidak ada salahnya untuk mencari pinjaman ke orang terdekat. Anda bisa memulai dari lingkar terdekat, yakni anggota keluarga.

Seorang pengusaha muda yang pernah saya temui, bahkan nekad memulai usaha dari uang kuliah yang ia mintakan kepada orang tuanya untuk dibayar di depan. Dengan uang itu ia berhasil merintis usaha sekaligus membiayai kuliahnya.

Jika pihak keluarga tak bisa diandalkan, maka teman dekat bisa menjadi harapan selanjutnya. Baru kemudian Anda bisa mencoba menggali dari sumber yang lebih luas seperti teman kerja. Meski meminjam dari orang yang dikenal, Anda harus tetap bersikap professional.

Pastikan usaha Anda layak dimodali dan menjanjikan keuntungan. Dan, utang itu tetap harus dibayar, jika perlu dengan pembagian sisa hasil usaha. Berikan laporan secara berkala tentang usaha Anda.

Hindari perilaku tidak bertanggung jawab dengan menunda cicilan, apalagi kabur dari kewajiban. Jika memang usaha Anda tidak berjalan sesuai yang diharapkan, Anda tetap harus melaporkan kondisi ini kepada pemberi pinjaman. Jangan pernah menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan.

4. Manfaatkan fasilitas Crowdfunding

Kemajuan teknologi informasi ternyata juga membuka kesempatan yang lebih besar untuk mengakses modal. Saat ini banyak ditawarkan pinjaman modal secara daring yang bisa Anda manfaatkan. Alternatif ini akan menghindarkan Anda dari bunga tinggi atau prosedur rumit yang diterapkan bank.

Cobalah akses situs-situs yang menawarkan bantuan permodalan. Cara ini lebih dikenal dengan crowdfunding, yakni praktik penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk memodali suatu proyek atau usaha yang umumnya dilakukan melalui internet.

Jika Anda ingin memanfaatkan cara ini, Anda cukup menjelaskan usaha Anda, seperti jenis usaha, prospek, dampak yang dihasilkan dan besarnya modal yang dibutuhkan. ‘Proposal’ Anda kemudian akan dinilai untuk diputuskan apakah layak dimodali atau tidak.

Kalau memang proposal Anda disetujui, maka dana yang dicairkan tidak harus dikembalikan. Ada beberapa skema yang bisa dipilih, sebagai debitur Anda bisa memberikan produk khusus untuk pemberi modal. Konversi pinjaman ke kepemilikan saham juga bisa dijadikan opsi, tergantung kesepakatan dengan pemberi kredit.

Di Indonesia, saat ini ada beberapa situs crowdfunding. Seperti KitaBisa.com yang banyak bergerak di proyek sosial, teknologi, kesehatan dan ekonomi kreatif. Juga ada Wujudkan.com yang banyak mendanai usaha rintisan di bidang kreatif seperti seni, literasi, dan kuliner.

 

5. Alternatif modal usaha melalui crowdlending

Selain crowdfunding, ada juga sistem crowdlending alias peminjaman dana melalui situs internet. Bedanya, jika situs crowdfunding memberikan dana secara ‘cuma-cuma’, situs crowdlending meminjamkan dananya dengan menetapkan angsuran per bulan yang kadang disertai bunga.

Dengan cara ini, Anda harus menjelaskan usaha yang akan dijalankan, prospek plus berapa kebutuhan modalnya. Nantinya, penjelasan Anda akan muncul di situs yang Anda akses dan akan menjadi bahan pertimbangan pembacanya untuk memberikan pinjaman secara online.

Setelah mendapat pinjaman, Anda wajib mengembalikannya sesuai dengan ketentuan, termasuk bunga. Di Indonesia, situs crowdlending antara lain ada Gandengtangan.org, Investree, Modalku, Mekar.id dan beberapa lainnya.

Sedikit gambaran Gandengtangan.org mengkhususkan diri pada kewirausahaan sosial, atau usaha yang memiliki dampak sosial. Pemberi pinjaman bisa memberikan bantuan mulai dari Rp 50 ribu dengan bunga nol persen.

Sedangkan, Modalku berusaha menjembatani antara pengusaha yang butuh modal Rp 50 juta hingga Rp 500 juta dengan pemberi pinjaman yang ingin menginvestasikan dananya. Modalku menetapkan bunga terjangkau, namun saat ini baru beroperasi di Jabodetabek.

Sementara Mekar.id, adalah crowdlending yang didirikan oleh Putera Sampoerna dan Charles Nagy. Meski tidak banyak informasi yang bisa didapatkan melalui website-nya, Anda bisa mencoba menghubungi mereka jika membutuhkan dana Rp 20 juta hingga Rp 200 juta.

6. Cari modal usaha melalui kredit multiguna?

Mengapa tidak? Kredit multiguna adalah kredit dengan agunan atau jaminan. Cara ini banyak ditempuh para pengusaha. Hanya saja sebagian besar pemberi kredit menetapkan limit kredit yang cukup besar (sampai ratusan juta rupiah).

Bunga yang dikenakan juga tak bisa dikatakan kecil. Besaran kredit yang dicairkan penyedia kredit –baik bank maupun lembaga keuangan lainnya—biasanya didasarkan pada nilai jaminan yang diserahkan oleh debitur.  Cara ini patut diambil jika memiliki aset namun ogah menjualnya sebagai modal.

Jika Anda memilih cara ini, maka pilih pilih bunga yang paling rendah sehingga bersahabat dengan keuangan Anda.

7. Kredit tanpa agunan (KTA) untuk modal usaha. Ingat konskuensinya

Berkebalikan dengan kredit multiguna, KTA tidak mensyaratkan agunan tertentu untuk mendapatkan pinjaman usaha. Sepintas cara ini paling ramah dan mudah, namun Anda harus bersiap dengan konsekuensinya, yakni bunga tinggi.

Saat ini tingkat suku bunga untuk KTA rata-rata di atas 1,5 persen per bulan atau lebih dari 18 persen per tahun. Selain itu tenor KTA relatif lebih pendek ketimbang kredit multiguna. Jadi banyak yang perlu dipertimbangan untuk memanfaatkan KTA untuk modal usaha. Jangan sampai usaha yang baru Anda rintis dari nol harus terbebani bunga tinggi. Okay, selamat berjuang!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya