2017, AP I Kurangi Jumlah Bandara Merugi

PT Angkasa Pura I mampu meraup laba bersih Rp 1,6 triliun atau naik 39 persen dibanding periode 2016 sebesar Rp 1,1 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Feb 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2018, 16:00 WIB
Angkasa Pura I Maksimalkan Perbaikan Apron Bandara Ngurah Rai
Memanfaatkan status penutupan operasional bandara akibat erupsi Gunung Agung, Angkasa Pura 1 lakukan perbaikain apron bandara.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatatkan kinerja cukup baik pada 2017. Ini ditunjukkan dengan jumlah bandara yang rugi berkurang.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi memaparkan, jumlah bandara yang masih merugi sebanyak lima bandara pada 2016. Namun pada kinerja 2017 menjadi hanya tiga bandara.

"Ketiga bandara tersebut yaitu bandara yang memang jumlahnya penumpang di bawah 2 juta orang per tahun seperti Bandara El Tari Kupang, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak," kata Faik Fahmi kepada wartawan, Jumat (2/2/2018).

Selain itu, AP I mampu meraup laba bersih (unaudited) sebesar Rp 1,6 triliun, atau tumbuh 39 persen jika dibanding 2016 sebesar Rp 1,1 triliun.

Perusahaan pengelola 13 bandara di kawasan tengah hingga timur Indonesia ini membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 7,1 triliun atau meningkat 17 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,1 triliun.

Dari pendapatan operasional tersebut, Rp 4,2 triliun berasal dari bisnis aeronautika yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), layanan aviobridge, check-in counter, dan layanan baggage handling system.

Sisanya Rp 2,9 triliun berasal dari bisnis non-aeronautika yang meliputi sewa ruang, konsesi, reklame, parkir, peron, lounge, event promotion, dan lainnya.

"Peningkatan pendapatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penumpang, pesawat, dan kargo, seiring dengan upaya perusahaan menginisiasi program pengembangan destinasi wisata Collaborative Destination Development (CDD) yang berkerja sama dengan pemerintah daerah serta terus meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanan bandara," tambah Faik Fahmi.

Selama 2017, PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat peningkatan trafik pesawat sebesar 3,5 persen dari 764.531 pergerakan pada 2016 menjadi 791.496 pergerakan pada 2017.

Sementara itu, trafik penumpang tumbuh 6 persen dari 84,7 juta orang pada 2016 menjadi 89,7 juta orang pada 2017. Begitu juga kargo tumbuh 11,4 persen dari 362 juta kg pada 2016 menjadi 403 juta kg pada 2017.

"Perusahaan telah menggelontorkan dana investasi tahun 2017 sebesar Rp 4,6 triliun yang terdiri dari Rp 2,3 triliun untuk pengembangan bandara dan Rp 2,3 triliun untuk investasi bidang keselamatan dan pelayanan," tutur Faik Fahmi. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Presiden Minta 4 Bandara Ini Dikelola Swasta

Stasiun Bandara Kuala Namu
Stasiun Bandara Kuala Namu Medan

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar peran swasta terus ditingkatkan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Salah satunya di sektor transportasi.

Jokowi ingin bandara-bandara yang memiliki potensi bagus bisa serahkan ke swasta untuk dikelola dan dikembangkan.

"Pak Presiden bilang, berikan saja itu Bandara Silangit, Soekarno-Hatta, Bangka Belitung, Labuan Bajo, kasih privatisasi swasta saja, siapa yang masuk asal perhitungan jelas," kata Luhut di Kementerian Perhubungan, Kamis 1 Februari 2018.

Menurutnya, empat bandara tersebut sudah memiliki potensi penumpang yang menjanjikan. Ini karena bandara-bandara itu menjadi pintu gerbang wisata yang ada di sekitarnya.

Sebenarnya saat ini Kemenhub bersama PT Angkasa Pura II (Persero) tengah menyeleksi investor untuk pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, Medan.

Langkah ini diharapkan bisa diikuti di bandara-bandara lainnya.

Luhut mencontohkan, banyak negara yang sudah menerapkan pola yang sama dalam pembangunan infrastruktur transportasi. Sebut saja Pakistan yang bandar udaranya dibangun dan dikelola oleh China.

"Jadi sekarang itu kita harus siapkan paket-paket investasinya untuk kita tawarkan ke swasta. Karena banyak yang minat ingin investasi di Indonesia, tapi giliran mereka ke sini, kita belum detail," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya