Ekspansi Pabrik, Produsen Semen Thailand Janjikan Genjot Ekonomi RI

Saat ini, SCG sudah mengoperasikan 27 perusahaan dengan total aset dan investasi sebesar USD 1,5 miliar.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Mar 2018, 10:38 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2018, 10:38 WIB
Ilustrasi industri semen.
Ilustrasi industri semen.

Liputan6.com, Jakarta Presiden dan CEO Siam Cement Group (SCG)  Roongrote Rangsiyopash mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi terbesar bagi perusahaannya di kawasan ASEAN.  Saat ini, SCG sudah mengoperasikan 27 perusahaan dengan total aset dan investasi sebesar USD 1,5 miliar.

Sedangkan beberapa investasi yang telah beroperasi di Indonesia seperti pengembangan semen terpadu di Sukabumi dengan kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton per tahun, kepemilikan 30 persen saham di PT Chandra Asri Petrochemical (CAP), dan investasi gabungan sebesar 50 persen dengan PT Nusantara Polymer Solution.

Ini dia ungkapkan saat bersama sejumlah pimpinan perusahaan asal Thailand SCG bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Kamis 15 Februari 2018, sore. 

"Kami berharap dapat memperkuat komitmen kami untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sejalan dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar dia, seperti ditulis Jumat (16/3/2018).

Hingga saat ini, perusahaan asal Thailand tersebut juga telah mempekerjakan lebih dari 6.700 orang di seluruh Indonesia.

Untuk itu, SCG juga fokus untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang bekerj di SCG, dengan cara menciptakan budaya untuk saling berbagi keterampilan dan pengetahuan.

"Perusahaan juga berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia, dengan cara menanamkan budaya perusahaan yang mendorong terjadinya pertukaran ilmu dan pengetahuan antarsektor industri dan negara," tandas dia.

Tonton Video Pilihan Ini:

 
 
 

Investasi USD 5,5 Miliar

Produsen semen asal Thailand, Siam Cement Group (SCM) akan melakukan ekspansi investasinya di Indonesia. Bersama dengan PT Chandra Asri, perusahaan tersebut akan membangun pabrik petrokimia di Cilegon, Banten.
 
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, nilai investasi dari pabrik tersebut mencapai USD 5,5 miliar. Angka tersebut disebut sebagai salah satu investasi terbesar di sektor industri. "‎Pasti yang akan ditanamkan sebesar US$ 5,5 miliar. Ini salah satu investasi paling besar," ucap dia.
 
Menurut dia, pabrik tersebut akan memproduksi polypropylene, polyethylene dan naphtha cracker dengan kapasitas ‎sebesar 1 juta ton per tahun. Keberadaan pabrik ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor ketiga produk yang merupakan bahan baku industri tersebut. Selain itu, produk yang dihasilkan juga akan diekspor ke negara lain.
 
"Presiden mendukung bahwa ini petrokimia karena kita memiliki ketergantungan impor terhadap petrokimia. Demand pabrik sejenis di Thailand itu kapasitasnya 5 juta ton, di Indonesia baru 1 juta ton dan impornya mendekati 1 juta ton. Di Malaysia pabrik sejenis kapasitasnya 3 juta ton dengan penduduk yang jauh lebih kecil dari kita. Oleh karena itu, kalau ini bisa ditingkatkan maka downstream industrinya akan jalan," jelas dia.
 
Airlangga menjelaskan, SCG dan Chandra Asri juga meminta pemerintah untuk memberikan sejumlah insentif, seperti tax holiday. Permintaan tersebut pun mendapatkan sambutan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan pemerintah akan mengeluarkan kebijakan insentif bagi industri pada akhir bulan ini.
 
"Mereka meminta tax holiday, dan Pak Presiden mengatakan tax holiday dalam akhir bulan ini akan dikeluarkan. Aturan baru Pak Presiden menyampaikan mengenai single submission dan juga akan diselesaikan akhir bulan ini. Dengan demikian investor tahu dengan cukup ke satu, ke BKPM dan seluruh urusan termasuk soal tax holiday akan segera dikeluarkan oleh Dirjen Pajak," ungkap dia.
 
Untuk pembangunan pabrik petrokimia tersebut saat ini SCG dan Chandra Asri tengah merancang desain pembangunan pabriknya. Diharapkan, pada tahun ini sudah bisa dibangun sehingga pada 2022 sudah bisa mulai beroperasi.
 
"Jadi mereka lagi FEED (frond end engineering design) dengan Chandra Asih. Mereka confidence terhadap project ini. Mudah-mudahan ini bisa berproduksi di 2022, jadi ini akan menjadi pabrik petrochemical terbesar baik di Indonesia maupun di Thailand bagi investor SCG dengan Chandra Asri," tandas dia.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya