Menko Darmin: Inflasi Maret karena Faktor Musiman

BPS melaporkan, inflasi Maret 2018 sebesar 0,2 persen, angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Februari 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2018, 15:03 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2018, 15:03 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan bahwa angka inflasi pada Maret 2018 lebih dipengaruhi oleh faktor musiman. Pemerintah akan terus memantau dan mengendalikan komoditas yang mendorong kenaikan angka inflasi.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Maret 2018 sebesar 0,20 persen. Inflasi tersebut sebagian besar disumbang oleh kenaikan harga pada beberapa bumbu dapur seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.

Menurut Darmin, kenaikan harga cabai dan bawang pada Maret 2018 dipengaruhi oleh musim. Hal ini sebenarnya sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

"Bumbu-bumbuan itu, cabai, bawang itu barang komoditas yang selalu sangat dipengaruhi musim. Kalau musim lagi jelek, harga naik. Perhatikan dari tahun ke tahun sering muncul fluktuasi harga bumbu," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Senin (2/4).

Darmin melanjutkan, kenaikan harga cabai dan bawang ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan melakukan penyimpanan yang baik ketika panen bagus. Namun demikian, Indonesia belum memiliki industri yang mampu mengelola panen dengan baik.

"Karena apa? kita belum punya mekanisme supaya produk-produk tersebut bisa disimpan atau proses sehingga pada waktu off season (tidak musim panen) itu dikeluarkan. Kita belum punya itu, belum lahir industri yang mampu mengolah cabai dan bawang supaya segar," jelasnya.

Namun demikian, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menegaskan, kenaikan harga cabai dan bawang pada Maret 2018 belum terlalu ekstrim. Pemerintah akan terus memantau pergerakan harga komoditas tersebut. "Selalu ada fluktuasi tapi belum ekstrim," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Inflasi Maret

Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

BPS melaporkan, inflasi Maret 2018 sebesar 0,2 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Februari 2018 yang sebesar 0,17 persen dan berbanding terbalik dibanding Maret 2017 yang terjadi deflasi 0,02 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi ini didorong oleh kenaikan sejumlah harga komoditas pada Maret lalu.‎ "Perkembangan harga sejumlah komoditas pada Maret 21018 secara umum mengalami kenaikan," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Dia menjelaskan, inflasi tahun kalender 2018 yaitu Maret 2018 terhadap Desember 2017 sebesar 0,99 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun yaitu Maret 2018 terhadap Maret 2017 sebesar 3,4 persen. "Dengan memperhatikan dalam APBN, angka 3,4 persen ini relatif terkendali‎," kata dia.

Menurut Suhariyanto, dari 82 kota IHK, 57 kota mengalami inflasi, sedangkan sisanya sebanyak 25 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,1 persen dan inflasi terendah terjadi di Sumenep yaitu 0,01 persen.

"Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,3 persen dan deflasi terendah di Bulukumba sebesar 0,01 persen," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya