Kementerian ESDM Masih Pertahankan Kandungan Biodiesel ke Solar

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum ingin menambah kandungan biodiesel pada solar menjadi 20 persen (B20).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Apr 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 18:15 WIB
Mangkir Mencampur Biodiesel dengan Solar, Siap Kena Denda
Pemerintah ingin menegakkan peraturan lebih ketat agar industri melaksanakan amanat tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum ingin menambah kandungan biodiesel pada solar menjadi 20 persen (B20). Saat ini kandungan ter‎sebut masih 15 persen (B15).

Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan, campuran biodiesel pada solar masih tetap 15 persen. Hal ini dipertahankan agar pencampuran berjalan terlebih dahulu dan untuk menghindari  perdebatan. 

"Ya B15 kalau bisanya B15 ya B15, dari pada debat akhirnya tidak dipakaikan," kata Jonan, di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

‎Jonan menuturkan, penggunaan pun diperluas untuk meningkatkan porsi penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) pada sektor transportasi melalui pencampuran biodiesel dengan solar.

Pemakaiannya untuk lokomotif kereta sebesar 5 persen dan alat berat pertambangan dengan campuran sebesar 15 persen. "Sekarang kereta misalnya biosolar itu kereta api sudah oke tahun ini 5 persen alat berat yang digunakan di tambang 15 persen," ucap Jonan.

Dengan ada perluasan penerapan campuran biodiesel ke solar, konsumsi biodiesel bertambah 1 juta kilo liter (kl) dalam setahun.  Total penggunaan biodiesel menjadi 3,5 juta kl selama setahun.

"Jadi mulai bertambah dalam kurun waktu 12 bulan ke depan tambah 1 juta jadi 3,5 juta kl kelapa sawit untuk ditambahkan di solar," ujar dia.

 

Target Penyerapan Biodiesel

Pemerintah Bakal Cabut Izin Usaha Bila Tak Campur 15% BBN
Kementerian ESDM juga akan terus mengawasi proses pencampuran biodiesel sebesar 15 persen.

Sebelumnya, Kementerian ESDM akan menerapkan campuran 20 persen minyak sawit (biodiesel) ke solar nonsubsidi. Hal tersebut mulai diberlakukan pada 2018.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) KementerianESDM Rida Mulyana mengatakan, pemerintah menargetkan penyerapan biodiesel sebanyak 3,5 juta kilo liter (kl) pada 2018. Jumlah itu meningkat 1 juta (kl) dari target 2017 2,5 juta kl.

"2018 kita di kasih target 3,5 juta kl tambah 1 juta," kata Rida, di Jakarta, Senin 1 Januari 2018.

Rida menuturkan, pihaknya memperluas pencampuran biodiesel ke solar nonsubsidi untuk mencapai target penyerapan biodiesel. Penerapan tersebut akan dimulai Mei 2018. Sebelumnya, pencampuran 20 persen biodiesel hanya berlaku untuk solar bersubsidi.

"Memperluas ke non PSO (subsidi), Perluasannya tahun depan periode ke enam Mei-Oktober‎," tutur dia.

Rida mengungkapkan, perluasan pencampuran biodiesel ke solar nonsubsidi hanya berlaku pada industri khususnya kendaraan operasional pertambangan, bukan solar non subsidi untuk alat transportasi darat umum. Industri terpilih menerapkan campuran biodiesel 20 persen, karena sebelumnya secara ‎sukarela sudah melakukan hal tersebut.

"Pesan pak menteri mengingatkan agar semua pihak, harus sepakat dulu. Selama ini sudah ada yang pakai 15 persen," tutur Rida.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya