Hong Kong Jembatani Kerja Sama Dagang dan Investasi RI-China

Hong Kong menjembatani kerja sama ekonomi antara Indonesia dan China, baik investasi maupun ekspor impor.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Apr 2018, 12:01 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 12:01 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani dalam forum Belt and Road Initiative di Jakarta (Foto: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com)
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani dalam forum Belt and Road Initiative di Jakarta (Foto: Maulandy Rizky Bayu Kencana/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Delegasi investasi tingkat tinggi Hong Kong dan China mengunjungi Jakarta untuk mendiskusikan kerja sama dan kesempatan ekonomi di Indonesia. Kunjungan yang berada di bawah program "Belt and Road Initiative" itu diselenggarakan di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Difasilitasi oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) bekerja sama dengan Shanghai Federation of Industry and Commerce, delegasi tersebut terdiri dari 40 investor dari Hong Kong dan China dengan minat dan keahlian di berbagai bidang, seperti bidang keuangan, arsitektur, energi, transportasi, dan lain-lain.

Pada kesempatan itu, turut hadir juga para tokoh ternama di sektor bisnis dan investasi dalam negeri, termasuk Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, konglomerat Indonesia Chairul Tanjung, sampai Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Widjaja Kamdani.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengungkapkan, penandatangan MoU antara HKTDC dan BKPM akan memberikan dorongan kerja sama investasi bisnis antara Indonesia dan China, melalui fasilitator Hong Kong.

"Meskipun terdapat kesulitan dan tantangan dalam perekonomian global, China terus berjalan dengan prakarsa Belt and Road dalam empat tahun terakhir. Kadin percaya, itu akan memberikan keuntungan bersama," tutur dia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Hong Kong dan Indonesia memiliki hubungan bilateral yang erat dan kuat dengan nilai bisnis dan perdagangan yang tinggi. Berdasarkan data HKTDC, Indonesia adalah pasar ekspor terbesar ke-22 bagi Hong Kong, dengan total nilai ekspor mencapai US$ 2,9 miliar, naik 7,2 persen year-on-year (YoY).

Komoditas ekspor utamanya antara lain peralatan dan spare part telekomunikasi (35,7 persen), kain berbahan rajutan (5,9 persen), dan komputer (4,5 persen). Pada periode yang sama, impor Hong Kong dari Indonesia tumbuh 8,8 persen menjadi US$ 2,5 miliar.

Rosan menyebutkan, terkait hubungan bilateral Indonesia-Hong Kong pada 2016, wilayah otonomi khusus China itu juga merupakan investor terbesar keempat di Tanah Air, yakni senilai US$ 2,2 miliar. Ke depannya, dia mengatakan, mereka bisa membantu negara membiayai proyek infrastruktur yang kini sedang gencar dikerjakan.

"Ada potensi besar bagi Hong Kong dalam pembangunan infrastruktur, di mana pemerintah tengah melakukan upaya percepatan infrastruktur fisik. Pariwisata dan kelautan juga merupakan prioritas lainnya dalam pengembangan infrastruktur. Ini langkah penting untuk mencapai tujuan kita bersama," terangnya.

 

Selanjutnya

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Sementara itu, Chairman HKTDC Vincent HS Lo menyatakan, Belt and Road Initiative membawa kesempatan dan keuntungan yang nyata bagi Indonesia dan kawasan ASEAN.

"Indonesia, sebagai negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, berperan sangat penting dalam mewujudkan Belt and Road Initiative ini. Kita berharap, dapat berkolaborasi dengan Indonesia untuk mengubah kesempatan investasi ke dalam kerja sama bisnis yang menguntungkan," papar dia.

Perwakilan delegasi dari China lain, yakni Chairman Sunwah Group Jonathan Choi mengaku terkesan dengan prospek dari proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. Dia juga menilai, adanya permintaan yang tinggi untuk solusi total bagi pengembangan infrastruktur selain untuk kebutuhan modal.

"Dalam delegasi kami, ada sejumlah perwakilan dari berbagai penyedia layanan, mulai dari arsitektur dan keinsinyuran, konstruksi, teknologl informasi, manajemen proyek dan operasi, sampai hukum dan manajemen risiko. Mereka siap mengontribusikan keahliannya untuk proyek-proyek pembangunan yang sudah direncanakan," dia memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya