Pemerintah Tak Ingin Mudah Tergiur Investasi Jumbo dari Asing

Pemerintah akan tetap berhati-hati terhadap tawaran kerja sama investasi dengan Brasil.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Apr 2018, 13:15 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2018, 13:15 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menjajaki kerja sama investasi dengan Brasil. Di samping bayang-bayang keuntungan yang bisa didapat lewat bentuk kerja sama itu, pemerintah tetap harus cermat dan berhati-hati untuk mengambil peluang kerja sama tersebut. 

Analis Kebijakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Totok Hari Wibowo mengatakan, Indonesia adalah negara yang menarik sebagai tujuan investasi. Namun begitu, dia menyarankan untuk tetap berhati-hati, meskipun dana yang Brasil tawarkan nantinya bernilai fantastis, seperti yang China sodorkan belum lama ini.

"Kita sudah belajar dari kasus China. Saya kebetulan juga ikut menangani yang itu. China kan grasak-grusuk cepet, jumlah besar berani," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Gedung Ali Wardhana, Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Dia menebak, di balik langkah China menggelontorkan jumlah investasi besar, mereka seolah memiliki tujuan untuk memastikan akses ke sumber daya yang dimiliki oleh Bumi Pertiwi.

Oleh karena itu, Totok menyatakan, kerja sama investasi antara Indonesia dengan negara lain harus bisa seimbang dan tidak hanya didominasi oleh salah satu hubungan saja. "Saya ingin kita split, sana jalan sini jalan," ucapnya.

Sebelumnya, dia menyebutkan, kerja sama investasi Indonesia dengan Brasil hari pertama ini adalah masa penjajakan, di mana salah satu sektor yang Negeri Samba minati adalah sektor pelabuhan.

Totok mengaku, pihak investor seperti Brasil akan fokus kepada sistem tata kelola pelabuhan.

"Itu bukan cuma pelabuhan fisik seperti yang kita lihat. Tapi ada bagian-bagian, dan yang paling penting sebetulnya penatakelolaan. Mereka menyatakan cukup punya expertise ke arah situ," tukas Totok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintah Jajaki Kerja Sama Investasi dengan Brasil

20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menjajaki kerja sama dengan pemerintah Brasil. 

Policy Analyst Kemenko Perekonomian Totok Hari Wibowo mengatakan, perwakilan Indonesia dengan perwakikan Brasil akan melakukan pembahasan kerja sama selama tiga hari ke depan. 

"Hari kedua (Selasa) nanti menyusun MoU dari kesepakatan yang dicapai pada hari pertama (Senin). Hari ketiga, what's next. Jadi signing MoU, kemudian membahas apa yang dari sisi Brasil inginkan," kata dia ketika berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Senin (23/4/2018).

Dia menjelaskan, jika dalam tiga hari itu sudah ada kesepakatan, tiga bulan kemudian Brasil akan mengirimkan tim teknis untuk follow up buah pembicaraan proses tersebut.

Terkait bentuk investasi seperti apa yang diinginkan, ia menjawab, mereka berminat pada sektor pelabuhan. Penjajakan investasi akan diawali dengan pembahasan soal dua pelabuhan utama.

"Yang pertama Kuala Tanjung di Sumatera Utara, kedua Patimbang di Jawa Barat," ucapnya.

Totok menerangkan, pemerintah seharusnya bisa membagi bagian mana saja yang bisa dikover oleh pihak tertentu agar secara sistem tidak fragile alias sensitif.

Pada pertemuan hari ini, ia menambahkan, tidak hanya dari sisi Brasil yang datang, melainkan ada perwakilan dari Korea Selatan juga.

"Timnya sebetulnya cuman delapan orang, mayoritasnya juga Korea (Selatan). Sementara Brasil sudah mendefinisikan diri dari awal sebagai lembaga pendana investor. Itu tebakan saya," kata dia.

Ketika ditanya berapa jumlah investasi yang tim gabungan Brasil dan Korea Selatan itu akan tawarkan, Totok belum bisa menyebutkannya secara rinci.

"Sebetulnya ini tahap awal, kalau orang kenalan kan masih saling meraba. Mereka sebutkan cukup punya kekuatan funding bukan main, tapi kita juga ingin melihat dulu," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya