Labuan Bajo Bakal Gunakan Aspal dari Sampah Plastik

Kementerian PUPR melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) menyerahkan satu unit mesin pencacah plastik kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2018, 09:20 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2018, 09:20 WIB
Labuan Bajo
Pink Beach, Labuan Bajo, NTT (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) menyerahkan satu unit mesin pencacah plastik kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Mesin tersebut akan mendukung penerapan teknologi aspal plastik dan mendukung pengurangan sampah di kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Labuan Bajo.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah akan membeli ratusan mesin pencacah yang dirancang untuk memotong plastik hingga ukuran 1 sentimeter itu, untuk kemudian diserahkan kepada Pemerintah Daerah setempat agar teknologi aspal plastik dapat diaplikasikan secara luas.

"Upaya ini bertujuan mengurangi sampah kantong plastik dengan mengolahnya menjadi bahan campuran aspal," kata dia dalam sebuah keterangan tertulis, Minggu (29/4/2018).

Sementara itu, Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga menyampaikan, pihaknya sebelumnya telah melakukan uji coba di beberapa lokasi dan dinilai berhasil, yakni di Jakarta, Makassar, Bekasi, Denpasar, jalan tol Tangerang-Merak, dan Surabaya.

"Hasilnya stabilitas (aspal) lebih tinggi, lebih kokoh, dan tidak beracun," tambah Danis.

 

Kurangi Limbah Plastik

Tol Tangerang-Merak Ujicoba Aspal dari Limbah Plastik
Tol Tangerang-Merak Ujicoba Aspal dari Limbah Plastik

Menurutnya, penggunaan aspal plastik akan membantu mengurangi limbah plastik yang mendominasi sampah di laut Indonesia. Di sisi lain, limbah plastik kresek kini memiliki nilai ekonomi yang cukup baik.

"Yang terpenting adalah bagaimana plastik kresek yang semula tidak ada nilainya kini bisa dimanfaatkan. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 2 ribu sampai Rp 4 ribu per kg. Dengan adanya mesin pencacah ini, muncul demand yang hasilnya bisa dibeli untuk campuran aspal," ungkapnya.

Adapun Balai Pelaksanaan Jalan Nasional X Kupang akan membangun jalan dengan menggunakan aspal campuran plastik di ruas jalan sekitar Bandara Komodo sepanjang 9 km.

"Porsi plastik 6 persen dari jumlah aspal. Untuk 1 km jalan dengan lebar 7 meter dan ketebalan 4 sentimeter, diperlukan sebanyak 4 ton plastik. Sehingga untuk 9 km panjang jalan diperlukan 36 ton," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya