Saka Energi Mulai Fase Pertama Pengembangan Lapangan Sidayu

Lapangan Sidayu adalah pengembangan dengan kedalaman air dangkal sekitar 15 meter dengan empat sumur produksi yang direncanakan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Apr 2018, 15:17 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 15:17 WIB
Ilustrasi Migas.
Ilustrasi Migas.

Liputan6.com, Jakarta PT Saka Energi Indonesia menyetujui fase pertama pengembangan lapangan Sidayu di Pangkah PSC, Jawa Timur.  Fase pertama ini diperkirakan dapat selesai dan meningkatkan produksi pada akhir 2019.

Direktur Utama Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan,‎ lapangan Sidayu adalah pengembangan dengan kedalaman air dangkal sekitar 15 meter dengan empat sumur produksi yang direncanakan.

"Lapangan Sidayu berlokasi sekitar tujuh kilometer dari lapangan utama Pangkah, di mana hasilnya akan terhubung dengan fasilitas produksi yang ada melalui pipa bawah laut," kata Tumbur‎, di Jakarta, Senin (30/4/2018).

Dia mengungkapkan, setelah program eksplorasi yang sukses di Sidayu pada awal 2017, Plan of Development (POD) atau pengembangan Sidayu akan membangun dulu anjungan produksi tambahan dan beberapa sumur pengembangan. "POD sudah disetujui oleh SKK Migas pada akhir Oktober 2017," jelas dia.

Setelah Sidayu, Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut akan mengembangkan lapangan West Pangkah. Saat ini POD sedang dalam proses Final Investment Decision (FID).

Untuk mengembangkan lapangan Sidayu dan West Pangkah, Saka Energi akan berinvestasi sebesar Rp 2,4 triliun. Kedua lapangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi minyak di Pangkah PSC mencapai 12.500 berel per hari (bph)‎ dan gas 90 MMSCFD. Proyek ini akan memberikan kontribusi kepada pemerintah sekitar Rp 1,2 triliun.

Konsisten dengan komitmen untuk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi di Indonesia, PGN Saka akan terus melanjutkan program eksplorasi di Pangkah PSC dan South Sesulu PSC di 2018.

Program ini akan mencakup pengeboran eksplorasi berikutnya dan pengujian dua prospek, struktur Tambakboyo di Pangkah PSC dan struktur West SIS-A di South Sesulu PSC.

"Proyek-proyek pengembangan baru ini akan memproduksi energi yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi Indonesia yang berkembang," tandasnya.


Cetak Laba Rp 1,9 Triliun, PGN Tebar Dividen Rp 766 Miliar

RUPST 2018 PT PGN Tbk (Dok Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
RUPST 2018 PT PGN Tbk (Dok Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

PT Perusahaan Gas Negara atau PGN (Persero) Tbk (PGAS) mencetak laba bersih sebesar USD 143 juta atau setara Rp 1,9 triliun sepanjang 2017. Dengan pencapaian tersebut, perusahaan pelat merah ini membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 766,27 miliar atau Rp 31,61 per lembar saham.

Sementara sisanya akan dicatat sebagai saldo laba untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perusahaan.

"Penetapan besaran dividen tersebut menjadi salah satu hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perusahaan," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama saat Konferensi Pers yang digelar di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Menurut Rachmat, manajemen telah mengoptimalkan penjualan gas bumi dan melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini.

Sampai akhir tahun lalu, PGN tercatat telah berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 1.505 MMSCFD. Seluruh gas tersebut dialirkan melalui jaringan infrastruktur pipa gas sepanjang 7.453 km, kepada 196.221 pelanggan dari berbagai segmen, seperti industri manufaktur dan pembangkit listrik, komersial (hotel, restoran, rumah sakit), dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta rumah tangga.

Pelanggan ini tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.

Selain itu, melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia, PGN juga mampu memproduksi minyak dan gas bumi sebanyak 51.208 barel setara minyak per hari (BOEPD).

"Tahun ini, PGN akan tetap agresif mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi yang ramah lingkungan, dan lebih ekonomis bagi masyarakat," kata Rachmat.

Menurutnya, PGN terus menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur demi menjangkau dan menyalurkan energi baik lebih banyak lagi ke pelanggan. Seperti proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km, termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km, dan pemasangan pipa distribusi di wilayah Gresik sepanjang 11 km. Selain itu, PGN juga sedang mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau.

 

Reporter : Dwi Aditya Putra

Sumber : Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya