Liputan6.com, Jakarta - Kelompok usaha Royal Golden Eagle (RGE) sedang membangun pabrik rayon terbarunya di Indonesia. Perlu diketahui, RGE selama ini banyak memusatkan industri produksi rayon di Brazil.
Direktur Royal Golden Eagle, Anderson Tanoto mengatakan, pabrik barun itu akan turut mengadopsi teknologi yang ada di Brazil.
"Kami buat pabrik rayon baru, selesai kira-kira bulan September 2018. Dengan teknologi-teknologi dari Brasil itu kita bawa masuk ke Indonesia," ujar dia di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Selebihnya, dia masih enggan memperinci hal-hal lain seputar pabrik rayon terbaru itu, termasuk lokasi.
Ketika ditanya soal dampak kenaikan harga bahan baku kertas pada sektor industri, Anderson menjelaskan, itu adalah sirkulasi yang normal dalam dunia usaha.
"Pricing ini supply-demand. Kertas demand-nya cukup kuat, termasuk dari China, India dan lain-lain. Jadi pricing-nya agak naik," terang dia.
"Ini adalah komoditas, di mana permintaan naik maka harga akan naik juga. Jadi ini adalah sirkulasi yang normal untuk produk-produk pulp di dunia," tambah dia.
Bentuk Komite Brazil, Kadin Ingin Perdagangan RI ke Negeri Samba Naik
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meresmikan Komite Brasil.Keberadaan komite ini merupakan bentuk komitmen untuk memperkuat kemitraan strategis, ekonomi bilateral, dan hubungan bisnis antara Negeri Samba tersebut dengan Indonesia.
Acara peresmian Komite Brasil dihadiri Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani serta Duta Besar (Dubes) Brasil untuk Indonesia, Ruben Antonio Correa Barbosa, itu digelar di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Rabu 2 Mei 2018.
Rosan mengatakan, dengan terbentuknya Komite Kadin Brasil, bisa semakin menguatkan hubungan Indonesia-Brasil yang telah terbangun selama 65 tahun.
"Saya harap hubungan dengan Brasil ini akan menguat. Tidak hanya business to business saja, tapi juga government to government sampai government to business," kata dia.
Adapun posisi untuk Ketua Komite Brazil Kadin diberikan kepada Anderson Tanoto, putra bungsu pengusaha sekaligus filantropis Sukanto Tanoto.Tercatat, nilai perdagangan bilateral kedua negara saat ini sekitar USD 3,5 miliar.
Selama ini, Indonesia mengekspor berbagai komoditas, seperti benang, karet, minyak kelapa sawit, hingga suku cadang elektronik dan otomotif ke Brasil.Sebaliknya, Brasil mengekspor minyak kedelai, gula, kapas, tembakau, bijih besi, kulit, dan jagung ke Indonesia. Sebuah kesamaan lain, keduanya juga merupakan anggota World Trade Organizational (WTO) dan G-20.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement