Dolar AS Melemah, Harga Emas Kembali Perkasa

Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik USD 4,90 atau 0,4 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jun 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 06:40 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali menguat pada perdagangan Selasa karena nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah dari posisi tertinggi dalam enam bulan. Membaiknya data ekonomi tak mampu membuat dolar AS menguat. 

Mengutip Reuters, Rabu (6/6/2018), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen ke level USD 1.298,45 per ounce pada pukul 01.32 siang waktu London.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik USD 4,90 atau 0,4 persen ke level USD 1.302,20 per ounce.

Kegiatan sektor jasa AS meningkat pada bulan Mei, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal kedua. Data lain menunjukkan lowongan pekerjaan naik ke rekor tertinggi pada bulan April, jauh melampaui perekrutan.

Data-data ekonomi yang baik tersebut menjadi indikasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga minggu depan dan meningkatkan peluang untuk menaikkan dua kali lagi sampai akhir tahun.

Namun ternyata, dolar AS tak mampu perkasa dengan adanya sentimen tersebut. Hal tersebut tentu saja mendorong harga emas untuk menguat.

"Dolar AS tidak mendapat dukungan dari data karena telah naik tinggi baru-baru ini sebagai mengantisipasi peningkatan data dan spekulan mengambil keuntungan pada posisi dolar AS jelang pertemuan Fed," kata Fawad Razaqzada dari Forex.com.

Perdagangan sebelumnya

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas hampir tidak berubah dipicu pelemahan dolar seiring menyusutnya risiko politik di Italia, meskipun prospek kenaikan suku bunga AS turut membatasi gerak harga logam mulia ini.

"Dolar adalah faktor nomor 1 untuk emas," kata Marisa Hernandez, Analis Ekuitas Senior logam global dan penambangan Neuberger Berman.   

Dia menambahkan, selain itu dalam waktu dekat, masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang membuat harga emas bisa kembali terbatas. "Namun jika dolar mulai melemah lagi itu adalah penarik kunci untuk harga emas," kata dia.

Pada Jumat pekan lalu, harga emas jatuh setelah AS mengeluarkan data ekonomi yang lebih kuat. Data laporan gaji pekerja menorehkan harapan bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kenaikan suku bunga lainnya pada bulan Juni. Memang, harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya