Kinerja BUMN Karya Melejit pada Kuartal I 2018

Enam BUMN Karya mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha secara signifikan pada kuartal I 2018.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Jun 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 19:30 WIB
Pembangunan LRT Cawang-Dukuh Atas
Alat-alat berat diparkir di Proyek Light Rail Transit (LRT) Cawang-Dukuh Atas di Jakarta, Kamis (10/5). Saat ini progress pengerjaan proyek Cawang-Dukuh Atas mencapai 22 persen dan ditargetkan dapat selesai pertengahan 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tren peningkatan kinerja BUMN Karya pada 2017 masih berlanjut pada kuartal I 2018. Enam BUMN Karya mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha secara signifikan pada kuartal I 2018. 

Keenam BUMN tersebut antara lain PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang mengatakan, pihaknya terus mengawasi dan memberikan pendampingan sebaik mungkin bagi seluruh perusahaan pelat merah agar dapat selalu menjaga kesehatan perusahaan. Apalagi, keenam BUMN Karya tersebut tengah mengemban tugas pembangunan infrastruktur dari Pemerintah.

"Kementerian BUMN akan terus mengawal agar perusahaan negara bisa menjalankan dan menyelesaikan sebaik mungkin amanat pembangunan infrastruktur yang telah diberikan. Sekaligus menjaga agar kesehatan perusahaan tetap terjaga," kata Ahmad Bambang di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Jika dibandingkan dengan kuartal I 2017, pendapatan usaha Hutama Karya naik 110 persen menjadi Rp 4,8 triliun dan mencetak laba bersih sebesar Rp 200 miliar. Kemudian Waskita Karya mencatatkan kenaikan pendapatan usaha sebesar 68,56 persen menjadi Rp 12,3 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun.

Pendapatan usaha Wijaya Karya dan Adhi Karya pun mendulang hasil positif serupa. Emiten berkode saham WIKA dan ADHI tersebut meraup pertumbuhan pendapatan usaha masing-masing sebesar 64 persen menjadi Rp 6,2 triliun dan 92,8 persen menjadi Rp 3,1 triliun. Hingga 31 Maret 2018, dua BUMN itu membukukan laba bersih masing-masing sebesar Rp 215 miliar dan Rp 73 miliar.

Tak mau kalah, PT PP juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,6 triliun, naik 26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Laba bersih perseroan naik 26 persen menjadi Rp 204 miliar. Begitupun PT Jasa Marga Tbk. Pendapatan perseroan naik 92,8 persen menjadi Rp 9,6 triliun, dengan capaian laba bersih sebesar Rp 560 miliar. 

Selain itu, rata-rata pertumbuhan aset keenam BUMN Karya tersebut pun berada di angka 55,98 persen. Pertumbuhan aset tersebut didukung oleh pertumbuhan liabilitas yang rata-ratanya sebesar 72,77 persen.

 

Selanjutnya

Pembangunan LRT Cawang-Dukuh Atas
Kendaraan melintas dekat pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Cawang-Dukuh Atas di Jakarta, Kamis (10/5). Saat ini progress pengerjaan proyek Cawang-Dukuh Atas mencapai 22 persen dan ditarget selesai pertengahan 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ekuitas keenam perusahaan ini pun bertumbuh cukup baik. Ekuitas Hutama Karya naik menjadi Rp 8,7 triliun dibandingkan capaian periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 7,6 triliun. 

Ekuitas Waskita naik menjadi Rp 24,4 triliun dibandingkan capaian periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 20,2 triliun. Sementara WIKA, ekuitasnya naik menjadi Rp 14,7 triliun dibandingkan kuartal I 2017 sebesar Rp 12,7 triliun.

Begitupun dengan ADHI, PTPP dan Jasa Marga. Hingga 31 Maret 2018, ekuitas ketiga emiten tersebut masing-masing sebesar Rp 5,9 triliun, Rp 14,6 triliun, dan Rp 18,9 triliun.

Capaian ini tumbuh cukup baik dibanding periode sama tahun lalu. ekuitas ADHI berada di angka Rp 5,3 triliun, PTPP Rp 10,6 triliun dan Jasa Marga Rp 16,4 triliun.

Ahmad Bambang menambahkan, Kementerian BUMN juga terus mengikuti perkembangan keuangan perusahaan-perusahaan tersebut.  Termasuk mengawasi dan membantu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada baik tagihan dana talangan maupun alternatif pendanaan. 

"Salah satu yang sudah kami lakukan adalah fasilitas pendanaan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) ruas tol Waskita Karya dan Jasa Marga, serta mengupayakan pembayaran proyek infrastruktur LRT Palembang yang ditalangi Waskita Karya selaku kontraktor," ujar dia. (Yas)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya