Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masa ekspansi, PT Jasa Marga (Persero) Tbk dapat menjaga pertumbuhan EBITDA. Pada semester I 2018 pertumbuhan EBITDA mencapai nilai Rp 2,90 triliun atau tumbuh 10,39 persen dibanding periode yang sama 2017. Sedangkan untuk Margin EBITDA sebesar 60,48 persen atau tumbuh 2,54 persen dari semester I tahun 2017. Hal ini merupakan upaya Jasa Marga untuk tetap menjaga kinerja positif Perseroan.
Corporate Secretary Jasa Marga M Agus Setiawan menjelaskan, dari sisi pendapatan usaha di luar konstruksi tercatat sebesar Rp 4,79 triliun atau meningkat 5,76 persen dari semester I tahun 2017, dengan kontribusi dari pendapatan tol senilai Rp 4,34 triliun atau naik 8,91 persen.
Pendapatan tol ini disumbang oleh pendapatan tol induk sebesar Rp 3,78 triliun atau meningkat 5,19 persen dan pendapatan tol Anak Perusahaan sebesar Rp 561,43 miliar atau meningkat 43 persen.
Advertisement
"Untuk pendapatan usaha lain, Jasa Marga membukukan pendapatan sebesar Rp 449,07 miliar," kata Agus kepada wartawan, Rabu (18/7/2018).
Baca Juga
Ruas-ruas jalan tol baru menyumbang pertumbuhan Aset dari sisi Hak Pengusahaan Jalan Tol yang mencapai Rp 69,58 triliun atau meningkat sebesar 24,34 persen dari tahun 2017, sehingga total aset Jasa Marga pada semester I tahun 2018 tercatat Rp 87,48 triliun atau tumbuh sebesar 10,29 persen dari tahun 2017.
Sementara itu, di tengah mulai beroperasinya ruas-ruas jalan tol baru, laba bersih Jasa Marga pada semester I tahun 2018 juga tetap terjaga, tercatat sebesar Rp 1,05 triliun atau tumbuh sebesar 2,90 persen dari periode yang sama tahun 2017.
Hingga akhir Juli 2018, Jasa Marga telah mengoperasikan ruas tol baru yaitu Jalan Tol Ngawi-Kertosono Seksi Ngawi-Wilangan sepanjang 48 km, Jalan Tol Solo-Ngawi Seksi Ngawi-Klitik sepanjang 4 km, Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi 2B sepanjang 2,65 km, Jalan Tol Gempol-Pasuruan Seksi Rembang-Pasuruan sepanjang 6,60 km dan Jalan Tol Solo-Ngawi Seksi Kartasura-Sragen sepanjang 35,22 km.
Adapun, total panjang jalan tol Jasa Marga yang telah beroperasi mencapai 776 km. Jasa Marga mentargetkan hingga awal tahun 2019 dapat mencapai 1.000 km jalan tol yang siap dioperasikan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jasa Marga Terbitkan Reksadana Penyertaan Terbatas
Sebelumnya, Jasa Marga kembali mencari sumber pendanaan untuk percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol kelolaannya serta kelompok usahanya. Dana ini juga untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.
Kali ini, Jasa Marga menempuh alternatif produk pendanaan melalui skema Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT). RDPT ini merupakan pendanaan bersifat ekuitas sehingga Perseroan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan yang bersifat utang. Dengan demikian, Perseroan dapat menjaga kesehatan finansial perusahaan di tengah ekspansi yang dilakukan.
BACA JUGA
Penandatanganan Peluncuran Reksa Dana Penyertaan Terbatas ini dilakukan oleh Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani dan Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Alvian Pattisahusiwa di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Turut hadir menyaksikan penandatanganan ini, antara lain Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna, dan Komisaris Utama Jasa Marga Refly Harun.
Dalam sambutannya, Desi menyampaikan, RDPT ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya Perseroan dalam inovasi alternatif pendanaan untuk mendukung investasi masif yang dilakukan oleh Perseroan.
“Tentunya, alternatif-alternatif pendanaan ini diperlukan di tengah investasi masif yang dilakukan. Tahun ini saja kami menargetkan sekitar 300 km panjang tol baru yang beroperasi. Jadi, tentu saja dibutuhkan penguatan modal," ujar Desi dalam keterangannya, Jumat (6/7/2018).
Sementara itu, Aloysius berharap peluncuran produk-produk alternatif pendanaan semacam ini, khususnya di bidang infrastruktur, tidak berakhir di sini.
Ia berharap, alternatif-alternatif pendanaan seperti ini mampu menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih kompetitif sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
Dalam skema RDPT ini, investor menempatkan dana pada RDPT yang dikelola oleh manajer investasi. Selanjutnya, manajer investasi melakukan akusisi terhadap 20 persen kepemilikan saham di tiga Anak Perusahaan Jalan Tol (APJT) yang dimiliki Jasa Marga.
Ketiganya yaitu PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNKK) melalui Special Purpose Company (SPC).
Untuk pelaksanaan RDPT, Jasa Marga bekerjasama dengan Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Manajer Investasi yang mengelola RDPT atas ketiga APJT tersebut.
Advertisement