Luhut Minta Kepala Daerah Tak Wariskan Sampah

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepala daerah agar serius menangani masalah sampah di wilayah masing-masing.

oleh Merdeka.com diperbarui 07 Agu 2018, 11:45 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 11:45 WIB
Ketika Tiga Menteri Berswafoto Usai Penandatanganan Kerja Sama Antarbank
Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). Kerja sama antar bank tersebut sebesar 19,25 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepala daerah serius menangani masalah sampah di wilayah masing-masing.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan, penanganan sampah yang baik merupakan salah satu warisan positif yang dapat ditinggalkan saat berakhir masa jabatan.

"Saya mohon bapak-bapak wali kota lihat, bapak jadi wali kota, bapak punya legacy apa sih? Suatu saat bapak akan berakhir juga kan, sama seperti saya. Setiap orang pasti ingin ada legacy," ungkapnya dalam Rakor Penanganan Sampah, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Dia pun meminta segenap pemerintah daerah untuk tidak segan-segan belajar dari keberhasilan penanganan sampah di daerah lain. Dengan demikian, upaya menangani sampah dapat menjadi gerakan nasional.

"Seperti Wali Kota Banjarmasin, legacy-nya (penanganan) sampah. Coba Anda ke Banjarmasin sekarang. Bisa disiplin masyarakat. Semua diatur," tegasnya.

"Kita sadar juga bahwa kalau kita disiplin soal sampah ini, itu mendisiplinkan bangsa ini. Sampah ini musuh bersama, enggak ada suku, bangsa, agama, kaya miskin. Saya challenge bapak-bapak wali kota, ayo kita kerjakan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementerian PUPR Buka Pusat Pengolahan Sampah

Antisipasi Pendangkalan, Alat Berat Keruk Endapan Lumpur Kalimalang
Alat berat mengeruk endapan lumpur dan sampah di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat (21/7). Normalisasi ini guna mengantisipasi pendangkalan sungai yang mengancam kelancaran lalu lintas air di wilayah tersebut. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Bali terkenal sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia. Namun, ada masalah sampah yang mengganggu kenyamanan para turis yang ada di Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak.

Merespons hal itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turun tangan dan menghadirkan solusi lewat mendirikan TPST 3R.

TPST 3R merupakan singkatan dari Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle dan berlokasi di Seminyak, Kabupaten Badung. Di tempat ini, terdapat kelas bagi komunitas, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk mempelajari pengolahan sampah.

Aktivitas di TPST 3R Seminyak telah diinisiasi oleh Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR sejak 2015 dan kini terus berkembang tidak hanya melibatkan warga sekitar, tapi juga perusahaan dan hotel-hotel untuk peduli 3R.

"Masyarakat bisa berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah dan hasilnya pasti lebih efektif dan efisien bahkan bisa memiliki nilai ekonomis," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sambutannya yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Anita Firmanti, pada Peluncuran Pusat Pelatihan (Learning Center) TPST 3R Seminyak, Sabtu, 28 Juli 2018 yang didukung oleh dana CSR (Corporate Social Responsibility) PT Coca Cola Amatil Indonesia.

Pusat pendidikan pengolahan sampah 3R juga dilengkapi dengan mesin pencacah plastik yang diserahkan dari Balitbang Kementerian PUPR. Penyerahan mesin juga dilengkapi materi ajar mengenai pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal dan campuran bahan bangunan seperti paving block.

Terdapat juga lima unit truk sampah, satu unit bak motor sampah, dua unit mesin pencacah plastik, satu unit mesin ayakan, tiga unit gerobak sampah, dan satu unit gedung komposting.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya