Liputan6.com, California - Sebuah mobil Ferrari keluaran 1962 menjadi yang termahal yang pernah dijual di pelelangan. Mobil berwarna merah itu laku sampai USD 48,4 juta atau setara Rp 701 miliar (1 USD = 14.619).
Dilaporkan CNBC, mobil Ferrari 250 GTO terjual pada RM Sotheby dalam acara Pebble Beach Concours d'Elegance di California. Pagelaran tersebut adalah tempat bagi para kolektor mobil klasik dan mewah.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Mobil Ferrari itu dijual Greg Whitten, mantan eksekutif Microsoft yang membeli mobil itu pada 2000 silam. Menurut para pakar, harga lelang jauh lebih mahal ketimbang harga ketika Whitten membelinya.
Sebelumnya, sebuah GTO dijual secara pribadi pada awal tahun ini seharga lebih dari USD 70 juta (Rp 1 miliar). Harganya mahal karena terbatasnya jumlah unit dan desainnya.
Ferrari 250 GTO hanya diproduksi 36 unit dan dipandang sebagai Ferrari paling cantik yang pernah dibuat. Pesonanya terletak pada desain elegan dan gaya mulus yang tak lekang oleh zaman.
Berkat pelelangan Ferrari tersebut, acara lelang Pebble Beach Concours d'Elegance berhasil mencetak keuntungan sampai USD 368 juta atau Rp 5,3 triliun.
Penjualan Ferrari 250 GTO ini mengalahkan rekor lelang pada Jumat sebelumnya di ajang yang sama. Mobil Duesenberg SSJ Roadster lalu dilelang USD 22 juta atau Rp 321,6 miliar.
Meski dikalahkan harga lelang Ferrari, tetapi mobil Duesenberg keluaran 1935 itu menyabet predikat mobil Amerika termahal yang laku dilelang.
Menanti Supercar Listrik Dahsyat Ferrari di Masa Depan
Untuk beberapa waktu ke belakang, penggemar Ferrari pasti tahu jika pabrikan kesayangannya ini tidak akan turun di industri mobil listrik. Keyakinan tersebut, diperkuat dari pernyataan Mantan Presiden Ferrari, Luca di Montezemolo, yang saat 2011 masih menjabat menjadi orang nomor 1 di Maranello jika mobil listrik bukan solusi dari pencemaran lingkungan.
"Anda tidak akan pernah melihat Ferrari listrik, karena saya tidak percaya pada mobil listrik. Karena saya tidak berpikir mereka mewakili langkah maju yang penting untuk masalah polusi, CO2, atau lingkungan," jelas Montezemolo, seperti dikutip Ferrari Chat.Â
Jelas, sikap Montezemolo ini memang sangat bermusuhan dengan mobil listrik. Jika pernyataan itu digabungkan dengan sifat klasik penggemar mobil berlambang kuda jingkrak ini, Ferrari tidak akan benar-benar membuat mobil listrik.
Namun, Montezemolo tidak menentang keseluruhan mobil ramah lingkungan seperti listrik. Pasalnya, dia mendukung sepenuhnya kemunculan Ferrari LaFerrari, sebuah hypercar hybrid luar biasa.
Sayangnya, Motezemolo tidak dapat menjaga visi ini, karena ia kemudian mengundurkan diri pada Oktober 2014. Banyak spekulasi terkait kemuduran dirinya, tapi yang paling umum karena berselisih dengan CEO Fiat-Chrysler saat itu, almarhum Sergio Marchionne.
Montezemolo selalu berkepentingan dengan ajang balap F1, dan melindungi Ferrari karena jika terlalu banyak memproduksi model akan memperburuk citra merek. Selain itu, ia juga dikenal sebagai personal yang paling menentang SUV Ferrari yang dijadwalkan meluncur akhir 2019.
Advertisement